Jumat,  29 March 2024

Sekolah Bakal Tatap Muka, PAN DKI Sambut Baik

SN
Sekolah Bakal Tatap Muka, PAN DKI Sambut Baik

RADAR NONSTOP - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN, Zita Anjani menyambut baik keputusan Menteri Pendidikan mengenai rencana sekolah tatap muka yang akan dimulai pada Januari 2021 mendatang.

"Sebagai unsur Pimpinan DPRD DKI Jakarta yang fokus terhadap Pendidikan, saya sangat mendukung keputusan ini. Saya masih tetap dengan pendirian yang sama, bahwa sekolah dan anak-anak adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan," katanya melalui keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020).

Zita melihat, selama pembelajaran jarak jauh banyak ditemukan kasus depresi yang diakibatkan oleh tekanan sistem sekolah daring. Ia mencontohkan kasus siswa bunuh diri di Kalimantan serta kasus seorang ibu yang menganiaya anaknya hingga meninggal dunia.

BERITA TERKAIT :
Parpol Koalisi Jangan Rese, Prabowo-Gibran Lagi Susun Kabinet 
Gibran Bantah Jokowi Cawe-Cawe Urusan Kabinet, Tapi Akan Kasih Masukan Soal Nama Menteri

"Banyak anak menjadi korban akibat sistem PJJ itu. Seperti kasus seorang siswa di Kalimantan yang bunuh diri akibat stress tugas menumpuk, dan juga kasus seorang ibu yang tega membunuh anaknya sendiri akibat emosi sekolah daring," sebutnya.

Lebih lanjut, perempuan pertama yang menjadi pimpinan DPRD di Jakarta ini menyebutkan bahwa data i-Ready Digital Instuction and Assessment Software sekitar 60% orang berpendapatan rendah yang login di Learning, sementara orang kaya mencapai 90%. 

"Bahkan jika merujuk pada data i-Ready Digital Instruction and Assessment Software, bahwa hanya 60% orang dengan pendapatan rendah yang login di Online Learning, sedangkan orang kaya berada di angka 90% yang login di Online Learning. Ini membuktikan bahwa PJJ tidak hanya berhasil merenggut nyawa anak, tetapi juga telah mendiskriminasi pendidikan kita," jelasnya.

"Penelitian di Irlandia membuktikan bahwa dari 56.000 siswa disekolah yang dites, hanya ditemukan 2 kasus dimana anak menularkan ke orang tuanya, selebihnya adalah kasus orang tualah yang menularkan ke anak. Oleh karenanya, saya percaya bahwa sekolah tidak akan menjadi klaster, Gugus Tugas tidak perlu khawatir soal itu," imbuhnya.

Aktivis perempuan lulusan University College jurusan Master in Public Policy ini berharap pemerintah all out mendukung sekolah-sekolah di Nusantara dalam rangka mempermudah menerapkan protokol kesehatan di sekolah, terutama sekolah swasta yang sebagian besar mengalami keterbatasan keuangan.

"Saya berharap Pemerintah dukung sekolah-sekolah dengan membagikan masker gratis, dan menyediakan fasilitas lain untuk menopang penerapan protokol kesehatan di sekolah. Hal itu akan mempermudah sekolah menerapkan prokes dengan baik sebagaimana Jepang, Australia, dan Korea Utara membuka sekolah. Terutama untuk sekolah swasta yang kondisi keuangannya sangat memprihatinkan," tuturnya.

Zita mengingatkan, pemerintah Indonesia untuk lebih fokus terhadap hal-hal yang substantif ketimbang larut dalam dinamika konflik antar kelompok. Sebagai pengingat, Ia mengutip falsafah pendidikan yang pernah diucapakn Nelson Mandela.

"Saya berpikir sudah saatnya Indonesia memfokuskan energi ke hal yang lebih substansi. Jangan sampai kita terlarut dalam dinamika konflik antar kelompok. Jika Pemerintah ingin benahi Tanah Air, maka mulailah dari Pendidikan. Sebagaimana pesan Nelson Mandela bahwa, ‘Pendidikan Adalah Senjata Yang Paling Ampuh Yang Bisa Anda Gunakan Untuk Mengubah Dunia’," pungkasnya.

#Menteri   #Sekolah   #DPRD   #