Rabu,  24 April 2024

Mbah Moen Dari Mekah Kembali ke Mekah 

NS/RN
Mbah Moen Dari Mekah Kembali ke Mekah 

RADAR NONSTOP - Mbah Moen adalah ulama kharismatik yang dihormati dan disegani.  Sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Mbah Moen aktif di Nahdlatul Ulama (NU).

Dikutip dari berbagai sumber, sejak kecil dia dikenal sebagai anak yang taat akan agama. Pada tahun 1945 beliau bertolak ke Kota Kediri untuk mengasah ilmunya di Pondok Lirboyo, Jawa Timur.

Saat itu di bawah pengasuhan KH Abdul Karim, KH Mahrus Ali dan KH Marzuki. Selama lima tahun, beliau terus mengasah ilmu agama di Pondok Lirboyo.

BERITA TERKAIT :
PPP Remuk, Ka'bah Siap Gabung Ke Prabowo, Suara Copot Mardiono Terus Bergulir
PPP Kenapa Selalu Kena Bully, Ini Sindiran Airlangga Buat Mardiono 

Sampai akhirnya, Mbah Moen mendirikan Pondok Pesantren yang sekarang dikenal dengan nama Al-Anwar. Kemudian sekitar tahun 2008, kembali mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang kemudian oleh beliau dipasrahkan kepada putranya KH Ubab Maimun.

Kedalaman ilmu agama dari orang tua KH. Maimun Zubair itulah merupakan sebuah dasar pendidikan agama Mbah Moen.

Tidak hanya di Indonesia, Mbah Moen melanjutkan kelana ilmunya di Makkah Mukarromah pada usia 21 tahun. Ketika melakukan perjalanan ke Mekah ini, KH. Maimun Zubair ditemani oleh kakeknya sendiri yaitu KH. Ahmad bin Syuaib.

Di Mekah, KH. Maimun Zubair banyak mengaji kepada ulama-ulama besar seperti Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan ulama-ulama lainnya.

Meski sedang mencari ilmu di Mekkah, dia tetap menyempatkan untuk menuntut ilmu kepada Ulama Jawa yang berada di Mekkah seperti Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban) dan beberapa Ulama lainnya.

Kini Mbah Moen telah wafat diusia ke-90 tahun. Dia dimakamkan di Mekah di mana tempat Mbah Moen menuntut ilmu agama dengan ulama besar Arab Saudi.

Dunia Politik 

Mbah Moen juga dikenal sebagai politisi. Dalam dunia politik, Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang, Jawa Tengah selama 7 tahun.

Dia juga pernah menjadi anggota MPR RI yang mewakili daerah Jawa Tengah selama tiga periode. Dalam politik, Mbah Moen memilih bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Di saat NU sedang ramai mendirikan PKB tahun 1998, Mbah Moen lebih memilih tetap di PPP, partai dengan gambar Ka'bah.

Di PPP Mbah Moen menduduki posisi sebagai Ketua Mejelis Syariah PPP. Mbah Moen pernah mengatakan PPP bukan hanya untuk agama Islam, tapi PPP hadir untuk Indonesia.

Ketika PPP berkonflik, Mbah Moen lah orang yang selalu menjadi penengah. Misalnya, konflik antara Rommy dan kubu Suryadharma Ali yakni Djan Farid. 

Lalu, penetapan Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa pasca Rommy ditangkap KPK. Lewat Mbah Moen-lah PPP terus berdiri di Indonesia. 
 

#MbahMoen   #PPP   #Ulama