Jumat,  26 April 2024

Aksi Bakar Polisi di Cianjur Tuai Kecaman

NS/RN/Doni
Aksi Bakar Polisi di Cianjur Tuai Kecaman
NET

RADAR NONSTOP- Indonesian Police Wacth (IPW) mengecam keras aksi pembakaran empat anggota polisi dalam aksi demo di Cianjur, Jawa Barat.

IPW melalui siaran pers yang berhasil diterima Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group) Jum'at (16/8/2019) mengecam adanya peristiwa itu.

Dalam siaran persnya, IPW mendesak Polri agar mengusut tuntas kasus pembakaran tersebut agar pelakunya dihukum berat dan ditelusuri apakah ada kelompok teroris ikut bermain dalam aksi demo tersebut.

BERITA TERKAIT :
Bang Zaki Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Paluta ke Demokrat
Masya Allah, Korban Kebakaran Mampang Tewas Berpelukan Di Atas Kasur 

Dalam beberapa aksi demo yang berujung bentrok, menurut IPW, sering kali polisi luka akibat dilempari batu dan kayu oleh pendemo, bahkan pernah beberapa kali polisi dilempari molotov. 

Kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, belum pernah terjadi polisi terbakar tubuhnya akibat dilempari pendemo dengan molotov, paling hanya terkena percikan api dari molotov yang dilemparkan pendemo tersebut dan segera bisa diatasi polisi itu bersama polisi lain. 

"Jadi, apa yang terjadi di Cianjur dimana ada empat polisi menderita luka bakar 30 sampai 50 persen saat mengendalikan aksi demo adalah sebuah peristiwa yang sangat memprihatikan dan tidak bisa ditolerir,"terang Neta S Pane, Jum'at (16/8/2019).

IPW mengecam keras peristiwa itu dan mendesak polisi segera mengusut tuntas kasus ini dan menuntut pelaku dan otak pelakunya dihukum seberat beratnya. Selain itu kordinator aksi demo diharapkan segera ditangkap dan dihukum berat. 

Melihat kronologisnya, IPW menilai aksi penyerangan dan pembakaran anggota polisi di depan umum itu sudah terencana dan terstruktur. Hal ini terlihat dari adanya demonstran yang membawa bahan bakar minyak dalam aksi tersebut.

Masih menurut Neta, saat sejumlah polisi berusaha memadamkan kobaran api dari ban bekas yang dibakar pendemo, saat itulah pendemo lain melemparkan bahan bakar minyak ke arah dan tubuh aparat kepolisian tersebut hingga 4 polisi tubuhnya terbakar parah. 

"Dari sini terlihat bahwa upaya membakar polisi itu sudah terencana matang dan terstruktur. Ada yang membakar ban, ada yg membawa minyak dan ada yang melemparkan bahan bakar minyak ke tubuh polisi hingga tubuh empat polisi terbakar parah,"jelas Neta.

Dalam peristiwa itu, IPW menilai selama ini yang menjadi musuh besar polisi adalah para teroris dan kelompok radikal yang nyata-nyata berani menyerang dan membunuh anggota polisi secara terbuka di depan umum. 

"Dengan adanya kasus Cianjur ini, musuh besar polisi bertambah satu lagi, yakni kelompok demonstran radikal yang berani menyerang dan membakar polisi di depan umum,"imbuhnya.

Bagaimana pun kasus Cianjur ini menjadi fenomena baru dan ancaman baru bagi jajaran kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. 

Jajaran kepolisian harus mengusut dengan intensif kasus Cianjur. Apakah penyerangan dengan cara membakar anggota polisi di depan umun itu murni atas inisiatif dan dilakukan massa demonstran semata atau ada penyusupan kelompok teroris atau kelompok radikal dalam aksi demo.

"Pertanyaan ini patut dilontarkan karena ada sejumlah orang yang membawa bahan bakar minyak dalam aksi demo itu, kemudian melemparkannya ke anggota polisi yang sedang memadamkan ban bekas yang dibakar massa,"beber Neta S Pane.

IPW menduga aksi ini sudah direncanakan dengan matang, sehingga misi mereka untuk membakar polisi di depan umum berhasil dan sukses. 

Kasus ini tentunya menjadi tantangan berat jajaran kepolisian ke depan, apalagi jika memang ada kelompok teroris dan radikal yang ikut bermain di balik aksi demo massa di Cianjur, Jawa Barat. 

Untuk itu Polri harus mengusut tuntas kasus ini agar para pelaku dan otak penyerangan ini bisa dihukum seberat beratnya.

#IPW   #Demo   #Bakar