Jumat,  19 April 2024

Ibukota Baru Bakal Dijaga Kopassus 

NS/RN
Ibukota Baru Bakal Dijaga Kopassus 

RADAR NONSTOP - Pasukan inti baret merah bakal menjaga ibukota baru di Kalimantan Timur. Kopassus adalah pasukan elit yang memiliki kemampuan perang disegani di dunia internasional.

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain sebelumnya menilai soal aspek pertahanan ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur.

Di mana kawasan itu menurutnya mudah dijangkau China dengan kapal perang maupun rudal.

BERITA TERKAIT :
Hotel, Restoran & UMKM Di Jakarta Terancam Hancur Lebur
Bongkar Setoran Tambang Ilegal Petinggi Polri, Sambo Lagi Nembak Siapa Nih?

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) yang juga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko memastikan perencanaan ibu kota baru sudah dipikirkan dari berbagai aspek, termasuk pertahanan.

"Saya sendiri beri pandangan dari sisi pertahanan," ucap Moeldoko menanggapi kekhawatiran Tengku Zulkarnain, di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/8).

Dijelaskan Moeldoko, pemerintah sudah mempertimbangkan dari berbagai aspek dan perkembangan teknologi. Namun demikian teknologi terus berkembang dengan cepat. Sehingga cara mengukurnya bukan seperti yang dikemukakan Tengku Zulkarnain.

"Kalau nanti dengan teknologi baru, rudal jelajah itu mau di mana saja bisa dilewati. Jadi menurut saya kajian ke arah sana sudah dipikirkan dengan baik," tegasnya.

Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu menyatakan bahwa dari sisi keamanan nasional akan lebih baik ibu kota dipindahkan ke provinsi yang dipimpin Isran Noor itu.

Dia mencontohkan bila terjadi pertempuran kota, Jakarta jauh lebih sempit karena banyak gedung dan itu menyulitkan.

Dari sisi lindung tembak, di Kalimantan cukup memadai untuk pertempuran lebih lanjut karena didukung oleh hutan-hutan yang relatif bisa digunakan untuk bertempur dengan sangat baik.

"Dan kita punya keunggulan tentara kita, Kopassus, perang hutannya sangat diakui. Makanya negara lain mau belajar dari Indonesia. Tapi ya kita juga harus hati-hati," tukas mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.