Sabtu,  20 April 2024

Jika Tak Ubah Cara, Rizal Ramli Prediksi Ekonomi Indonesia Hanya 4 Persen

Ninding
Jika Tak Ubah Cara, Rizal Ramli Prediksi Ekonomi Indonesia Hanya 4 Persen
Net

RADAR NONSTOP- Pakar ekonomi, Rizal Ramli, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan hanya 4 persen. Hal ini terjadi apabila tim ekonomi pemerintah tidak mengubah langkah ekonomi secara signifikan.

"Jika tidak ada perubahan ekonomi makro hingga Desember 2019, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan anjlok ke 4 persen, yang akan semakin menurunkan daya beli dan meningkatkan jumlah perusahaan yang mengalami gagal minus bayar (default). Tidak ada juga tanda-tanda indikator ekonomi makro seperti defisit perdagangan, defisit curent account akan membaik 2020,” kata mantan Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu, Sabtu (9/11/2019)

Angka yang diprediksi Rizal Ramli itu lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,05 persen. Padahal, pada 2019, target pertumbuhan ekonomi dipatok di angka 5,1 persen. 

BERITA TERKAIT :
Kecewa dan Cemas di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen
Dampak PPnBM, Ambruknya Pedagang Mobil Bekas

Terlebih lagi, sambung Rizal, peningkatan kegiatan ekonomi dan korporasi Tiongkok di Indonesia yang semakin masif juga menjadi dampak perekonomian di Tanah Air semakin memburuk. 

"Nilai tambah mereka (Tiongkok) terhadap ekonomi rakyat Indonesia sangat minimum, karena model bisnisnya menyedot nilai tambah dari hulu ke hilir, sangat berbeda dengan investasi asing lainnya di massa lalu, yang biasanya hanya membawa 10 tenaga kerjanya," tukas Rizal Ramli.

Belum lagi, imbuh Rizal Ramli, pemerintah masih menggunakan strategi berutang untuk mengatasi persoalan ekonomi. Ironisya, bunga utang-nya pun sangat besar bila dibanding negara yang ratingnya rendah dari Indonesia. 

"Bunga utang luar negeri lebih tinggi dibanding negara yang ratingnya lebih rendah dari Indonesia. Bunga utang Indonesia sampai 8,3 persen, sementara negara lain seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina bunganya 4 sampai 5 persen. Itu kenapa subsidi energi dan sosial dipangkas untuk bayar utang. Dampaknya daya beli rakyat lemah, karena harga TDL naik, BBM naik, dan akan menyusul iuran BPJS Kesehatan naik 100 persen," ungkap mantan Tim Panel Bidang Ekonomi PBB itu.   

Meski demikian, Rizal Ramli masih optimis dengan kinerja beberapa menteri kabinet yang bisa menyelamatkan masa depan Indonesia. 

"Ada beberapa sektor yang akan melakukan perubahan positif, terutama Mendikbud, Nadiem Makarim dan Menteri BUMN Erick Thohir yang didampingi 2 mantan CEO Bank Mandiri," pungkasnya.