Selasa,  23 April 2024

Kongres PAN

Palu Sidang Dibawa Kabur, Zulhas Cs Dan Kubu Amien Rais Adu Kuat

NS/RN
Palu Sidang Dibawa Kabur, Zulhas Cs Dan Kubu Amien Rais Adu Kuat
Rapat PAN sebelum insiden ribut.

RADAR NONSTOP - PAN lagi mendidih. Rapat penentuan panitia Kongres PAN diwarnai ricuh dan aksi saling dorong. 

Kabarnya, kubu Amien Rais dan Zulkifli Hasan alias Zulhas lagi adu kuat menguasai partai berbasis Muhammadiyah itu.

Primus Yustisio, yang merupakan loyalis Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, disebut mendorong Sekjen PAN Eddy Soeparno.

BERITA TERKAIT :
Pemuda Pancasila Bukan Ormas Kaleng-Kaleng, 62 Kadernya Jadi Anggota DPR Dan DPD RI 
Joao Cancelo Terima Ancaman Pembunuhan

Peristiwa ribut-ribut tersebut terekam dalam video yang kemudian beredar. Rapat digelar di Kantor DPP PAN, Jl Daksa, Jakarta Selatan, Jumat (20/12) malam. Rapat dipimpin oleh petahana Ketum Zulkifli Hasan yang didampingi Eddy Soeparno.

Rapat turut dihadiri Amien Rais, Waketum PAN Ahmad Hanafi Rais, Waketum PAN Mulfachri Harahap, Waketum PAN Bima Arya, Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, dan pengurus harian lainnya.

Dalam rapat, Zulkifli memutuskan Ketua Steering Committee (SC) dijabat oleh Eddy Soeparno dan Ketua DPD PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) sebagai Ketua Organizing Committee (OC). Namun rupanya keputusan tersebut tak disetujui kubu Amien Rais.

Salah satu loyalis Amien, Andi Anzhar, tiba-tiba menghampiri Zulkifli, yang hendak menutup rapat. Andi diketahui sudah bukan pengurus harian DPP PAN.

"Setelah diketok Ketum pilih Sekjen jadi SC, tapi kubu sebelah nggak setuju karena Sekjen dianggap dukung Pak Zul. Lalu Andi Anzhar, sudah bukan pengurus DPP PAN, dia berdiri mau ambil palu sidang. Untung dicegah dan dilindungi kapten kami, Waketum Epriyadi Asda," ungkap Wasekjen PAN Rizki Aljupri saat dimintai konfirmasi, Sabtu (21/12/2019). Rizki sendiri hadir dalam rapat tersebut. Ia merupakan pendukung Zulkifli sebagai petahana Ketum PAN.

Tak mau keributan merembet, Zulkifli disebut menyudahi rapat. Namun kericuhan tetap terjadi, bahkan salah satu kader berusaha merebut palu yang ada di tangan Zulkifli, yang baru saja menutup rapat. Zulkifli mempertahankan palu itu, lalu membawanya pergi. Aksi dorong-dorongan terus berlanjut antara pendukung Zulkifli dan loyalis kubu Amien Rais.

"Keributan terjadi setelah Pak Zul tutup rapat. Mereka ingin keputusan dianulir. Untung Pak Zul bergeming," tutur Rizki.

Dalam video memang terlihat adanya aksi dorong-dorongan kader PAN setelah rapat ditutup Zulkifli. Bahkan Primus Yustisio disebut sempat mendorong-dorong sang sekjen, Eddy Soeparno.

"Seperti terlihat di video, Primus Yustisio mendorong Sekjen, banyak saksinya. Itu yang buat saya dan beberapa generasi muda PAN sangat menyayangkan. Kita agak emosional. Bagaimanapun, Sekjen orang nomor dua di partai dan didorong-dorong oleh Primus," sebut Rizki.

Palu Sidang Dibawa Kabur 

Sementara mantan Ketua DPP PAN Agung Mozin mengungkap rapat harian PAN yang membahas soal Kongres pemilihan ketua umum semalam berakhir ricuh. Petahana Ketum Zulkifli Hasan disebut lari terbirit-birit membawa palu sidang.

"Seorang ketua umum partai kabur terbirit-birit bawa lari palu sidang saat memimpin rapat yang teramat penting, yaitu agenda penetapan lokasi kongres. Yang saya maksud adalah Zulkifli Hasan, Ketum PAN," ungkap Agung dilansir detikcom, Sabtu (21/12/2019).

Menurut Agung, Zulhas pergi terburu-buru karena tidak ingin rapat yang juga dihadiri kubu lawannya dilanjutkan. Rapat disebut dilakukan tanpa ada diskusi saat pemilihan panitia Kongres.

"Dia tidak ingin rapat dilanjutkan. Ketika dia buka rapat, hanya kira-kira 5-7 menit, untuk menentukan lokasi Kongres, lalu akan membentuk tim, itu masih nggak apa-apa," ujar Agung.

Namun rapat menjadi rusuh karena tiba-tiba Zulkifli Hasan menunjuk sepihak loyalisnya, Sekjen PAN Eddy Soeparno, sebagai Ketua Steering Committee (SC) dan Ketua DPD PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) sebagai Ketua Organizing Committee (OC).

"Semalam itu dia langsung angkat Eddy Soeparno sebagai Ketua SC dan Eko jadi OC. Kemudian pada nggak setuju. Padahal dalam rapat sebelumnya diputuskan lewat voting yang jadi ketua SC adalah Saleh Daulay," urai Agung.

Peserta rapat, termasuk yang terdiri atas kubu lawan Zulhas, disebut memprotes keputusan itu. Namun, menurut Agung, Zulhas tak menggubrisnya dan langsung menutup rapat.

"Ketika orang-orang sudah pada teriak-teriak protes, dia langsung ketok, kabur terbirit-birit bawa palu di dadanya. (Rapat) rusuh, mereka membawa preman-preman, beberapa orang dari luar, (yang bawa) Zulkifli Hasan," sebutnya.

Agung mengatakan seharusnya pemilihan panitia Kongres dilakukan secara voting. Namun Zulhas memutuskan secara sepihak untuk mengangkat pihak-pihak yang mendukungnya sebagai panitia Kongres.

"Pak Amien juga sudah ada di situ. Waktu mau voting, jumlah pendukung dia dan lawan seimbang. Makanya dia kabur, sudah nggak pede dia. Dia sudah tidak menghargai Pak Amien. PAN sudah seperti partai abal-abal. Orang-orang yang terdidik jadi seperti ini," tutur Agung.