Jumat,  26 April 2024

Bangga Sebagai Orang Betawi

Politisi Golkar Ngantor Pakai Baju Khas Jawara Betawi

RN/CR
Politisi Golkar Ngantor  Pakai Baju Khas Jawara Betawi
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Jamaludin -Net

RADAR NONSTOP - Ada yang beda dari anggota DPRD DKI Jakarta Jamaludin. Politisi nyentrik dari partai Golkar yang sehari-hari ngantor di Kebon Sirih menggunakan kemeja formal, kali ini tampil mengenakan baju jawara Betawi. Nah Lho?

Saat ditemui wartawan, anggota komisi A (bidang pemerintahan) DPRD DKI ini mengaku apa yang dilakukannya semata-mata ntuk melestarikan salah satu adat budaya leluhur betawi.

“Baju Pangsi merupakan pakaian jawara-jawara Betawi sejak dahulu kala. Para Jawara Betawi yang dimaksud adalah sosok yang dalam keilmuannya baik ilmu agama maupun ilmu bela diri atau yang kita kenal dengan istilah silat Betawi,” ujar Jamal kepada wartawan, Selasa (7/1/2020).

BERITA TERKAIT :
Golkar Kasih Tiket Bang Zakiyuddin Harahap untuk Pilbup Paluta 2024?
Dilepeh PDIP, Mantu Jokowi Malah Dirangkul Surya Paloh 

Sebagai putera asli Betawi, Jamal menjelaskan warna baju pangsi bermacam-macam. Ada hitam, merah, hijau, krem dan coklat tua. Dilengkapi dengan asesoris sabuk besar, selendang kain, batu cincin dan sebilah golok dengan alas kaki sandal terompa.

“Pemakaian pangsi ini bermaksud untuk melestarikan salah satu adat budaya leluhur Betawi,” bebernya.

Politisi asal Rawa Bambon, Ciracas Jakarta Timur ini mengharapkan agar apa yang dilakukannya dapat menginspirasi anggota dewan lainnya sebagai bentuk melestarikan kebudayaan asli Betawi.

" Ane berharap Jakarta sebagai ibukota dan kota metropolitan tetap menjaga kelestarian budaya orang Betawi sebagai penduduk inti ibukota. Dan anggota DPRD dapat mempeloporinya. Selama ini kan anggota DPRD menggenakan baju betawi ujung serong kalo pas rapat paripurna istimewa HUT Jakarta. Bukan tidak mungkin, kita usulkan agar baju pangsi dikenakan di salah satu hari kerja.

Lagi pula mengenakan baju khas Betawi ini kan juga amanat perda nomor 4 Tahun 2015 tentang pelestarian kebudayaan betawi," ujarnya dengan gaya ceplas-ceplos.

Berdasarkan buku Folklor Betawi yang dikarang oleh Abdul Chaer, busana pangsi memiliki ciri, leher baju yang bundar dan dibuat dengan lengan panjang. 

“Celananya dari dengkul ke mata kaki. Atau orang Betawi biasa bilang, ke atas takut hujan, ke bawah takut cacing,” ungkap Abdul Chaer yang juga seorang ahli Bahasa Indonesia ini.