Selasa,  23 April 2024

Depok Tanah Kelahiran PKS, Apa Mampu PDIP Dan Gerindra Gusur M Idris

NS/RN
Depok Tanah Kelahiran PKS, Apa Mampu PDIP Dan Gerindra Gusur M Idris
Koalisi PDIP dan Gerindra di Depok.

RADAR NONSTOP - Suhu politik Kota Depok berdenyut kencang. Gerindra dan PDIP sudah sepakat bakal berkoalisi di Pilkada 2020. 

Koalisi kedua parpol ini bertekad bakal menggusur dominasi PKS. Dengan mengusung Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna, kedua partai itu bakal tempur habis menumbangkan  Mohammad Idris. 

Tiga kali pilkada, Depok selalu dimenangi PKS. Partai berlebel dakwah ini diyakini akan terus mempertahankan kursi walikota. 

BERITA TERKAIT :
Menang Di MK, Senior PDIP Minta Gibran Boleh Salah Asal Tidak Bohong 
Bangun Koalisi Besar Bersama PDIP, Wali Kota Tangsel Siap Nyeruduk 

Apalagi kota yang terdiri atas 11 kecamatan dan 63 kelurahan ini adalah tanah kelahiran PKS. Selain Bekasi dan Bandung, Depok masuk dalam lumbung besar suara PKS di Jawa Barat.

PKS berdiri pada 20 April 1998 yang berawal dari gerakan aktivitas dakwah Islam sejak 1980-an. Kelahiran PKS erat kaitannya dengan gerakan Islam berbasis massa kampus dan cendekiawan yang muncul sebagai tanggapan atas tekanan politik pemerintah Orde Baru terhadap umat Islam. 

Slogan PKS harus menang di Depok sama dengan semboyan PDIP yakni wajib memerahkan Solo dan Jawa Tengah. Artinya, koalisi antara PDIP dan Gerindra tidak menjadi jaminan bisa menggusur dominasi PKS.

Apalagi, jika PDIP dan Gerindra salah dalam menentukan jagonya. Di Pimilu 2019, PKS berhasil menang dan merebut 12 kursi DPRD. 

Sedangkan PDIP dan Gerindra sama-sama 10 kursi. Apalagi, PDIP dan Gerindra sudah mengunci nama calonnya yakni Pradi Supriatna sebagai calon walikota dan wakilnya dari PDIP. 

Manuver PDIP dan Gerindra ini tentunya bisa menutup koalisi dari parpol lain seperti Golkar (5 kursi), PKB (3 kursi), PAN (4 kursi), Partai Demokrat (3 kursi), PPP (3 kursi) dan PSI (1 kursi). "Calonnya sudah dikunci, susah dong kalau koalisi," ungkap politisi Golkar yang namanya enggan disebutkan. 

Ketua DPC PDI-P Depok, Hendrik Tangke Allo, kriteria bakal calon wakil walikota yang mendampingi Pradi Supriatna di Pilkada Depok adalah kader PDIP.

Sebab, dari hasil kesepakatan kedua partai akan mengusung bakal calon walikota dari Gerindra dan bakal calon wakil walikota dari PDIP.

“Kriteria khusus bagi nama yang akan diusung. Selain diutamakan dari kader internal, bakal calon haruslah paham persoalan Kota Depok, ” kata Hendrik Tangke Allo ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (29/1).

Saat ini kata mantan ketua DPRD Depok, sejumlah nama sudah banyak disebut yang akan diusung PDIP Depok untuk mendampingi Pradi Supriatna.

Antara lain, Habib Reza, Nouvel, Hj Afifa Alia dan Bayu Pramana. Bahkan nama Hendrik pun masuk dalam bursa internal untuk diusung.

“Siapapun bisa, salah satunya nama saya sendiri. Yang jelas kita sedang komunikasi lebih dalam dengan semua nama tersebut,” ucapnya.

Sementara Ketua DPD PKS Kota Depok Hafid Nasir menilai langkah elite di tingkatan DPD dua partai tersebut hanya bisa dipastikan oleh kepengurusan pusat masing-masing.

"Ya kalau dari pihak Gerindra dan PDIP sudah men-declare sebagai bentuk koalisi yang mereka bangun, saya pikir ini sekali lagi dinamika ya dalam sebuah politik yang kami sebagai PKS menyikapi hal yang wajar. Karena tentunya kan ini tergantung juga pada elite politik di tingkat pusat," ujar Hafid di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu (29/1).