Selasa,  16 April 2024

Luar Biasa... Arsitek Yang Bangun RS Pasien Corona Di China Kelahiran Jember 

NS/RN
Luar Biasa... Arsitek Yang Bangun RS Pasien Corona Di China Kelahiran Jember 
RS pasien virus Corona di China.

RADAR NONSTOP - Pembangunan rumah sakit (RS) pasien virus Corona menjadi sorotan dunia. RS Huoshenshan Hospital yang dibangun hanya dalam waktu 10 hari. 

Ternyata, RS itu dibangun oleh Profesor Huang Xiqiu.  Arsitektur medis ini adalah kelahiran Indonesia. 

Huang lahir di Jember, Jawa Timur. Bahkan, dia pernah mengeyam pendidikan di Jember hingga akhirnya menetap di China. 

BERITA TERKAIT :
Ditemani Sjafrie Sjamsoeddin, Prabowo Sowan Ke Presiden China Xi Jinping 
Marouane Fellaini Gantung Sepatu

China mengatakan arsitek Huoshenshan Hospital, rumah sakit khusus pasien virus corona di Wuhan, lahir di Indonesia. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, menyatakan arsitek rumah sakit tersebut bernama profesor Huang Xiqiu yang memiliki keahlian dalam arsitektur medis.

Huang kata dia lahir di Indonesia dan dibesarkan China. Dikutip dari pernyataannya yang dirilis di situs resmi Kemlu China, kalau Huang telah membuat kontribusi penting dalam upaya bertempur melawan virus SARS dan epidemi virus Corona.

Berdasarkan laporan sejumlah media, Huang lahir di Jember, Jawa Timur, sekitar 79 tahun lalu. Huang juga dikabarkan sempat mengenyam pendidikan di Chung Hua School di Jember.

RS Huoshenshan dibangun di atas lahan 25 ribu meter persegi. Luas rumah sakit yang selesai dibangun ini kira-kira setengah dari luas Lapangan Banteng Jakarta.

Setengah dari luas bangunan RS Huoshenshan, akan digunakan sebagai ruang isolasi. Selain itu, ada juga 30 unit ruang  perawatan intensif.

Pembangunan RS Huoshenshan melibatkan ribuan pekerja konstruksi. Sebanyak 800 alat berat juga digunakan guna mempercepat pembangunan.

RS Huoshenshan adalah salah satu dari dua rumah sakit yang dibangun untuk menampung pasien virus Corona. RS kedua yang bernama RS Leishenshan terdapat 1.300 tempat tidur dan diperkirakan akan selesai 5 Februari 2020.

Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) dikabarkan menggelontorkan 300 juta yuan atau sekitar Rp587,5 miliar untuk membangun RS Huoshenshan dan RS Leishenshan. Dana tersebut juga akan digunakan untuk membeli peralatan medis.