Rabu,  24 April 2024

23 Kecamatan Di Jakarta Rawan 'Kelelep' 

NS/RN
23 Kecamatan Di Jakarta Rawan 'Kelelep' 
Banjir Jakarta.

RADAR NONSTOP - Hujan deras dan kiriman air dari Bogor masih menjadi momok warga Jakarta. Warga yang tinggal dikawasan rawan banjir harus bolak-balik menguras air. 

Aldi (32) warga Kedoya Utara, Jakbar mengaku, sejak banjir pada tahun baru, 1 Januari 2020, rumahnya sudah enam kali terendam. "Belum nafas sudah banjir lagi," akunya saat ditemui wartawan, Minggu (9/2). 

Badan Nasional Penanggulangan Banjir (BNPB) mengatakan banjir pada Sabtu (8/2) memicu banjir di 23 kecamatan di DKI Jakarta.
"Hujan dengan intensitas tinggi, memicu terjadinya banjir di 23 kecamatan di wilayah DKI Jakarta. Wilayah paling banyak, terdampak berada di Kecamatan Jakarta Timur," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/2/2020).

BERITA TERKAIT :
Banjir Jakarta Disengaja? BPPD DKI: Sejak Zaman Belanda Juga Banjir
Banjir Jakarta, 47 Warga Ngungsi 4 RT Terendam Puluhan Jalan Tergenang

Disebutkan, kelurahan yang terdampak di Jakarta Timur berjumlah 20 kelurahan (8 kecamatan), Jakarta Utara terdampak 9 kelurahan (6 kecamatan), Jakarta Selatan terdampak 8 kelurahan (5 kecamatan), wilayah Jakarta Barat terdampak 5 kelurahan (2 kecamatan), dan Jakarta Pusat terdampak 3 kelurahan (2 kecamatan). Banjir ini disebut tercatat memiliki ketinggian air yang beragam.

"Ketinggian air beragam di beberapa titik di wilayah terdampak, seperti di wilayah Jakarta Timur ketinggian air dari 10 cm hingga 170 cm," kata Agus.

Agus mengatakan, banjir pada wilayah Jakarta Timur diperparah dengan adanya luapan air sungai. Di antaranya Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, hingga Sungai Kali Jati Kramat.

"Wilayah Jakarta Timur yang banjir diperparah dari luapan Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Sungai Buaran, dan Sungai Kali Jati Kramat. Organisasi perangkat daerah dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan, salah satunya dengan penggunaan pompa dari DSDA dan pompa kelurahan," tuturnya.

Agus menyebut, tercatat 891 kepala keluarga (KK) atau 2.867 jiwa yang terdampak banjir. Menurutnya, jumlah korban banjir tertinggi berada di Jakarta Timur dengan pengungsi yang tersebar di 24 titik.

"Jumlah jiwa terdampak paling tinggi berada di Jakarta Timur dengan 752 KK atau 2.476 jiwa, sedangkan Jakarta Selatan 139 KK atau 391 jiwa. Warga mengungsi di Jakarta Timur mengungsi di 24 titik, sedangkan Jakarta Selatan di 2 titik," kata Agus.

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar pulau Indonesia akan dilanda hujan sedang hingga lebat selama lima hari ke depan. Masyarakat diminta waspada banjir hingga tanah longsor.

"Secara umum 8-13 Februari 2020 hampir merata di berbagai pulau besar Indonesia, mulai Aceh sampai Papua alami hujan harian dengan intensitas sedang hingga lebat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers di gedung BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2020).

Dwikorita menyebut wilayah yang terdampak hujan lebat adalah Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Seluruh provinsi tersebut, sebutnya, berpotensi mengalami banjir hingga tanah longsor.

"Inilah, karena intensitas ini tampaknya masih tinggi dan terjadi tidak hanya di Jabodetabek, bahkan di wilayah lain di Indonesia, perlu diwaspadai potensi banjir, banjir bandang, longsor. Ini masih dapat terjadi," ucapnya.