Sabtu,  27 April 2024

Rasa Keadilan Anies Dipertanyakan

Kapuk Kebanjiran, Pintu Air Cengkareng Dan PIK Dipertanyakan

RN/CR
Kapuk Kebanjiran, Pintu Air Cengkareng Dan PIK Dipertanyakan
Banjir di Jalan Kapuk Muara -Net

RADAR NONSTOP - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diminta berlaku adil. Jangan membiarkan warga atau rakyat kecil kebanjiran demi kepentingan pengembang Pantai Indah Kapuk (PIK).

“Kita disini (Kapuk) kebanjiran gara - gara Pantai Indah Kapuk (PIK), harusnya pintu air Cengkareng dan PIK dibuka biar sama - sama ikut merasakan kebanjiran. Anies harus adil,” ujar anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim kepada radarnonstop.co, Selasa (25/2/2020).

Sebelumnya, di awal tahun 2020 saat banjir besar menghantam Ibu Kota, DPRD DKI Jakarta juga mempertanyakan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang tidak kebanjiran.

BERITA TERKAIT :
Banjir Jakarta Gak Ada Obatnya, Butuh Gubernur Radikal Atau 1/2 Gila
Weleh, Weleh, PKS Goda Anies Maju Pilkada DKI Lagi

Dewan yang berkantor di Kebon Sirih mencurigai adanya keistimewaan penanganan air di PIK usai menyidak Pintu Air Cengkareng Drain, Jakarta Barat.

Pasalnya, saat menyidak Pintu Air Cengkareng Drain, ada laporan dari warga sekitar yang menyebut pintu air itu ditutup saat terjadinya banjir pada 1 Januari 2020 lalu.

Akibatnya, sejumlah permukiman di wilayah Cengkareng terendam banjir dengan ketinggian cukup dalam.

Sedangkan kawasan PIK yang juga dialiri air dari Kali Cengkareng Drain sama sekali tak ada banjir.

“Ada semacam perlakuan yang tidak sama terhadap warga DKI. Tentunya dilihat dari salah satunya status sosial. Orang pinggiran dikalahkan, kurang lebih seperti itu,” kata Ketua Komisi A DPRD DKI, Mujiyono usai meninjau Cengkareng Drain, Senin (13/1/2020).

Kendati mengakui banyak pompa bagus di kawasan PIK, namun Mujiyono menilai janggal apabila kawasan tersebut sama sekali tak ada banjir mengingat curah hujan yang tinggi.

"Pertama yang jadi pertanyaan saya di awal, secanggih apa ini tempat (PIK), di desain sedemikin rupa sampai alatnya begitu lengkap. Banyak pompa bagus-bagus, kenapa DKI tak mampu melakulan hal yang sama," katanya.

Diberitakan sebelumnya, sistem buka tutup Pintu Air Cengkareng Drain jadi sorotan saat Komisi A DPRD DKI Jakarta evaluasi banjir dengan jajaran Pemkot Jakarta Barat.

Awalnya, Wakil Ketua Komisi A dari Partai Gerindra, Inggard Joshua mempertanyakan bagaimana sistem buka tutup di Pintu Air Cengkareng Drain saat terjadinya banjir di awal Tahun 2020.

Sebab, kata Inggard, Cengkareng Drain adalah kali sodetan yang awal terbentuknya bertujuan untuk mengalirkan air kali ke laut Jakarta untuk menghindari banjir di kawasan Cengkareng.

Namun nyatanya pada banjir di awal tahun ini, seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Cengkareng terendam banjir cukup parah.

"Dulu sebelum ada (Cengkareng Drain) semuanya ke Cisadane, tapi kan ada sodetan ini langsung ke laut, langsung Cengkareng Drain. Tapi saya lihat Kali Mookervart (di Jalan Daan Mogot) selalu banjir. Saya enggak ngerti bagaimana buka tutupnya daripada Cengkareng Drain ini," papar Inggard di ruang rapat Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (13/1/2020).

Setelah evaluasi di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Komisi A dan jajaran Pemkot Jakarta Barat lakukan pengecekan ke Pintu Air Cengkareng Drain.

Saat meninjau di lokasi, Anggota DPRD mendapat informasi dari salah seorang pedagang yang berjualan disana bahwa Pintu Air Cengkareng Drain ditutup sejak banjir melanda pada 1 Januari 2020.

"Iya ditutup pak. Disini banjirnya parah," ucap pedagang tersebut kepada para anggota DPRD yang menyambangi warungnya.

Mendapat laporan tersebut, anggota Komisi A pun menyusuri sepanjang aliran Cengkareng Drain, mulai dari kawasan Kedaung Kali Angke, kemudian kawasan PIK hingga ke Jembatan Pulau Reklamasi.