Sabtu,  27 April 2024

Sekda Kota Depok Hardiono Selamatkan Muka Walkot Mohammad Idris

ERY
Sekda Kota Depok Hardiono Selamatkan Muka Walkot Mohammad Idris
Sekda Kota Depok Hardiono

RADAR NONSTOP – Dibeberkannya data pribadi pasien corona asal Depok yang diduga disampaikan oleh Walikota Depok Mohammad Idris, mendapatkan reaksi dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

Dasco meminta seluruh kepala daerah tidak menyebarkan data pribadi. “Ini saya sayangkan. Sebenarnya kan kepala daerah harus memelihara iklim kondusif. Nah dan juga itu kan data pribadi pasien dilindungi Undang-Undang untuk kemudian tidak disebarluaskan, walaupun oleh otoritas yang kemudian berwenang untuk itu," kata Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Sayangnya dugaan pernyataan dari Mohammad Idris sudah tersebar di sejumlah media besar Tanah Air dan melahirkan reaksi. Seperti aksi yang digelar oleh sejumlah aktivis Kota Depok yang meminta agar Walikota Depok hati-hati dalam berkomentar dan tidak membuat panik warga.

BERITA TERKAIT :
Imam Budi Hartono Sudah Pamer Baliho, Calon Wali Kota Depok Ngeri Lawan PKS
Jalankan Insekda dan Walikota Jakbar, Lurah Pekojan Berangus Bascamp Jentik Nyamuk

“Jadi jangan jadikan corona sebagai konsumsi pencitraan Walikota Depok, Mohamad Idris, Tunggu hasil pasti diagnosis kedua pasien corona dari perintah pusat, apakah benar corona,” kata Boges Suryadi, ketua aksi.

Dia juga mengatakan bahwa soal penimbunan masker juga harus ditindak, karena terkesan mengambil kesempatan dari kesulitan warga. “Ini harus ditindak tegas,” ujar pria yang mengaku dari komunitas akar rumput Depok ini, Kamis (5/3).

Meski mendapatkan cibiran dari berbagai pihak dan dunia maya, namun Sekda Kota Depok Hardiono membela dan menyelamatkan muka Walikota Depok.

"Kadiskominfo sudah mengatakan Pak Wali tidak bilang seperti itu (menyebarkan data pribadi pasien)," kata Hardiono saat ditemui di Perumahan Studio Alam Indah, Depok, baru-baru ini.

Hardiono mengatakan tak perlu menyebarkan data pribadi kedua pasien. Dia mengatakan cukup mengungkapkan inisial nama dan umur kedua pasien saja.

"Kalau etika kedokteran, itu nggak perlu, cukup inisial saja. Etika kedokteran pasien. Itu kan seperti kita punya medical record, itu pribadi, privasi banget," tutur pria yang juga lulusan kedokteran Universitas Indonesia ini.