Sabtu,  20 April 2024

Tri Adhiyanto: Dampak Covid-19, PAD Kota Bekasi Menurun

YUD
Tri Adhiyanto: Dampak Covid-19, PAD Kota Bekasi Menurun
Tri Adhianto Tjahyono

RADAR NONSTOP - Menyikapi semakin banyaknya angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Bekasi, Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono mengatakan bahwa langkah Pemerintah Kota Bekasi saat ini yang masih dilakukan adalah bagaimana Ketersediaan Bed (Tempat Tidur).

"Jadi nanti akan kita lakukan konsinyasi dengan memanggil seluruh pihak Rumah Sakit Swasta yang ada serta RSUD terkait dengan optimalisasi Bed yang ada. Karena tren ini semakin lama semakin tinggi, perhari ini ada 197 baik yang ODP maupun PDP. Namun korban positif virus corona (Covid-19) masih tetap 15 orang," terang Mas Tri sapaan akrabnya saat ditemui di lokasi penyemprotan disinfektan di wilayah Gereja Santo Arnoldus, Jalan Lapangan Bekasi Tengah, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (26/3/2020).

Saat ini, lanjutnya masih banyak yang sedang menunggu antrian hasil tes, pihaknya akan tunggu sampai ada yang dinyatakan positif.

BERITA TERKAIT :
Jelang Pilkada, Pj Wali Kota Bekasi Minta ASN Netral 
Menu Ikan Bakar & Kepiting Jadi Alat Lobi Gani, DPRD Kota Bekasi Mendadak Lunak?

"Jadi, orang yang meninggal dalam kondisi PDP juga bukan karena Corona, mungkin ada penyakit turunan. Kalau yang 15 orang tersebut itu sudah pasti (positif Corona) karena hasil uji labnya sudah keluar. Mudah-mudahan, masyarakat tidak menjadi lebih panik, kemudian kemarin sempat beredar data dan sebagainya yang saya kira belum bisa dipertanggungjawabkan. Data yang benar adalah data yang ada di corona.bekasikota.go.id kalau masyarakat mau tahu lokasi dan titik mana by name by addressnya ada di sana," terang Tri.

Inti dari Covid-19 ini adalah, sambung Tri, memberikan rasa nyaman, kemudian dia hidup sehat, bahagia yang Insyaa Allah anti bodynya akan tumbuh. Justru yang dibutuhkan bagaimana mengisolasi diri, tertib, dan kemudian menyadari bahwa sehatnya dia membuat sehat lingkungan, membuat sehat masyarakat kemudian sehat di keluarga. Jangan sampai kalau menganggap dirinya sehat namun saat sakit hanya dirinya yang terinfekasi.

"Sejak kemarin, tim medis kesehatan yang sudah dicek/dites di Stadion Patriot Chandrabaga sudah door to door ke rumah warga untuk melakukan test Covid-19," terangnya.

Disinggung soal upaya pihak Kepolisian membubarkan kerumunan massa dan akan terkena ancaman pidana, Tri merespon langkah Pemerintah sendiri yang dilakukan bagaimana Mall-mall yang ada di samping pembatasan jam operasi serta penutupan yang dilakukan oleh pihak pengelola Mall. Perhari ini MM sudah mulai tutup juga, kemudian Giant, SMB, memang situasinya sudah demikian luar biasa, sehingga harus ada kesadaran," ujarnya.

Hari ini, sambung Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi tersebut, PDI Perjuangan terus bergerak termasuk ke rumah-rumah ibadah untuk dilakukan penyemprotan disinfektan. 

"Ini kita lakukan bahwa ada suatu perhatian yang kita berikan dan masyarakat juga harus tahu, inilah kondisi yang semakin menyebarnya wabah Virus Covid-19 ini untuk kita hadapi bersama-sama," ujarnya

"Semoga masyarakat tidak semakin panik, karena kalau panik akan menimbulkan stres, kalau stres anti bodynya malah akan berkurang. Terkait pembubaran harusnya tidak perlu dilakukan tetapi kesadaran masyarakat yang dibutuhkan. Saya kira kita tidak perlu lagi harus melihat dampak ekonomi masyarakat karena keselamatan itu yang utama. Kita punya duit tapi kemudian sakit juga gak ada artinya. Yang sakitnya kita berpotensi membuat orang lain ikut sakit karena virus ini bersifat menyebar," paparnya.

Tapi, sambung Tri, tetap pihaknya masih memikirkan bagaimana masyarakat masih banyak warga miskin, kemudian yang mendapat rejeki harian. Sebab saat ini Pendapatan Daerah saja menurun.

"Kemarin-kemarin bisa 8 hingga Rp 10 miliar, tapi kini paling sekitar Rp 2 miliar. Artinya, perolehan pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bekasi menurun akibat dampak adanya virus Covid-19 ini," ungkapnya.

Ditanya soal pembatalan Ujian Nasional, Mas Tri menerangkan, dirinya mengira itu sudah masuk di Program 2021. 

"Saya kira bagaimana kita membuat indikator-indikator siswa itu tidak stres, belajar itu sesuatu yang menyenangkan, bagaimana ada sesuatu interaksi yang mengikat. Bagaimana si siswa harus ada yang dilakukan, menyiapkan kurikulum yang sesuai dengan ketentuan dan terserap oleh kebutuhan pasar yang ada," ujarnya.

"Dalam kondisi yang seperti saat ini tidak pasti menurut saya langkah Pemerintah itu sangat tepat," pungkasnya.