Jumat,  29 March 2024

Nasib Perantau DKI, Saat Mudik Malah Dicibir Bawa Virus Corona 

NS/RN
Nasib Perantau DKI, Saat Mudik Malah Dicibir Bawa Virus Corona 
Ilustrasi

RADAR NONSTOP - Jakarta dicap sebagai zona merah Corona. Setiap hari jumlah yang positif dan wafat terus bertambah. 

Nah yang mengenaskan adalah para perantau dari Jakarta malah kena cibiran. Bahkan ada dari mereka yang mudik ke kampung halaman langsung diajuhkan oleh tetangga. 

"Saya ini dikira pembawa virus. Padahal saya mudik kan pulang ke rumah dan belum dinyatakan positif COVID-19," keluh seorang perantau yang mudik ke Jawa Tengah, Kamis (26/3). 

BERITA TERKAIT :
Puan Sebut Tak Ada Arahan Hak Angket, Ganjar Gigit Jari Dong 
Belum Diajak Prabowo Gabung, Ganjar Pede Banget Mau Jadi Oposisi 

Kehadiran pemudik dari Jakarta diketahui mulai membuat khawatir masyarakat di daerah tujuan. Kekhawatiran itu muncul karena Jakarta menjadi episentrum penyebaran virus corona di Indonesia.

Sementara Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto menegaskan pencegahan penyebaran bukan dengan menghalangi pemudik kembali ke kampung halamannya.

Yuri mengatakan kunci utama mencegah penyebaran corona adalah menjaga jarak aman atau physichal distancing. Dia menyebut orang yang datang dari daerah yang diketahui belum terpapar pun tak menjamin tidak membawa virus.

"Kontak dekat harus dijaga, masalahnya bukan ada di pemudik. Warga dari daerah bukan wabah tak menjamin tidak membawa virus," ucapnya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Dia mengatakan kunci mencegah penyebaran adalah menghindari kerumunan dan berkegiatan di rumah saja. Jika terpaksa berkegiatan di luar rumah maka hindari melakukan kontak fisik seperti bersalaman.

Menurutnya hal itu akan lebih efektif mencegah penularan daripada menghalangi orang-orang ke suatu daerah. Langkah berikutnya yaitu agar masyarakat saling mengingatkan.

"Kami yakin semua masyarakat mampu. Tantangan berikutnya yaitu saling mengingatkan dan kita mau diingatkan untuk mematuhi imbauan pemerintah," katanya.

Selain itu mencegah penyebaran dilakukan dengan segera melaksanakan rapid test massal. Pemeriksaan itu berfungsi sebagai pelacakan terhadap orang-orang yang diketahui pernah melakukan kontak dengan pasien yang terpapar corona.

Ketua II Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan jumlah pasien positif terinfeksi virus corona di DKI Jakarta hingga Kamis (26/3) bertambah menjadi 459 orang.

Sebelumnya di DKI Jakarta ada 440 pasien positif, 226 orang di antaranya masih dirawat, 24 pasien dinyatakan sembuh, 37 meninggal, dan 113 pasien mengisolasikan diri.

"Sampai hari ini total pasien 495 orang, yang sudah sembuh 29 orang, dan meninggal 48 orang," kata Catur di Balai Kota DKI Jakarta.