Jumat,  29 March 2024

Lebih Kejam dari Teroris dan Korupsi, Darurat Hoaks Indonesia Harus Ditangani

Zaber
Lebih Kejam dari Teroris dan Korupsi, Darurat Hoaks Indonesia Harus Ditangani

RADAR NONSTOP - Hoaks lebih kejam daripada teroris dan korupsi. Aktivis Jari 98 bersama mahasiswa gelar konsolidasi menyikapi ‘Indonesia Darurat Hoaks’.

Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa menyebut suhu politik semakin memanas, dan permainan politik kotor semakin dipertontonkan dengan menghalalkan segala cara demi merebut kekuasaan. Salah satunya yang lagi heboh hingga saat ini adalah hoaks.

“Sengaja di konsolidasi nanti kita mengambil tema “Indonesia Darurat Hoaks”. Negeri ini memang darurat hoaks. Hampir setiap permasalahan yang dihadapi bangsa ini diperparah wajahnya dengan hoaks,” kata Willy, hari ini.

BERITA TERKAIT :
JARI’98: Dimyati Natakusumah-Kyai Asep Nafis Imron Pasangan Ideal
JARI’98 Belum Tentukan Dukungan, Masih Tunggu Wangsit dan Petunjuk

Dia melanjutkan, konsolidasi yang nanti digelar di Omah Kopi 45 komplek Gedung Joeang 45 pada Senin 15 Oktober nanti itu diharapkan semua aktivis dan mahasiswa bisa memberikan formula untuk menangani hoaks yang mengalir deras seperti bah tersebut.

“Apakah ini sengaja dimainkan untuk melemahkan pemerintahan Jokowi atau ada tujuan untuk memecah belah persatuan. Kita tidak ingin masyarakat kehilangan daya filternya yang kuat, sehingga tak bisa membedakan mana hoaks dan mana realitas kebenaran. Semua dibuat blur,” jelas dia.

Willy menyayangkan jika munculnya berbagai peristiwa justru semakin berseliweran berita bohong menyerbu gadget-gadget dalam genggaman masyarakat. Sangatlah memilukan, bahkan ditengah bencana pun ada juga yang tega menyebar berita hoaks dan memainkan politik menghalalkan segala cara dengan konspirasi hoaks.

“Sungguh mereka ini kehilangan hati, tak ada kepekaan apalagi solidaritas terhadap orang-orang yang tertimpa bencana,” kata dia.

Dia melanjutkan disaat bangsa ini harus menghadapi tantangan perekonomian, para produsen hoaks seperti menemukan momentum untuk berselancar menyesatkan persepsi publik. Horor perekonomian diciptakan melalui meme-meme, seolah negeri ini dalam keadaan kolaps dan menuju kebangkrutan.

“Ditahun politik, pastinya menjadi makanan empuk bagi para hoakers. Pastinya mereka ada pengendali atau pengordernya yakni para elit drakula haus darah. Haus dan rindu kekuasaan,” sebut dia.

Lebih jauh, Willy menegaskan pihaknya bersama para mahasiswa siap memberikan dukungan penuh kepada Kepolisian untuk bertindak tegas dan profesional dalam upaya memberantas hoaks dinegeri ini. 

Kata dia, usut tuntas kasus kebohongan Ratna Sarumpaet hingga elit-elit politik lainnya.

“Kubu anti Jokowi jangan bodohi rakyat dengan pengalihan isu kasus hoaks Ratna Sarumpaet dengan menyerang balik ke Kapolri. Ada yang panik dan makin ngawur mainnya,” kata dia lagi.

Dia menambahkan pihaknya juga berencana akan menggelar konsolidasi akbar menuju 10 November 2018 di Gedung Joeang 45.

“Tunggu aja nanti surprise tanggal 10 November di Gedung Joeang 45,” tandas Willy