Jumat,  29 March 2024

Diserang Tiga Menteri, Pengamat: Pola Pengkerdilan Citra, Bukti Anies Ditakuti di 2024

BCR/RN
Diserang Tiga Menteri, Pengamat: Pola Pengkerdilan Citra, Bukti Anies Ditakuti di 2024

RADAR NONSTOP- Heboh perseteruan antara tiga Menteri dengan Anies Baswedan terkait data penerima bansos di DKI Jakarta mengundang reaksi publik.

Pengamat politik nasional Tamil Selvan berpandangan posisi Anies mendapat simpati publik yang besar dalam situasi penanganan corona ini, sehingga ada ketakutan secara politik.

"Saya melihat ada pola yang berbeda disini. Jika masalah data, itu bukan suatu hal yang inti untuk diperdebatkan sebab satu pihak bicara segi jumlah dengan hitungan jiwa, yang satu bicara dari segi hitungan keluarga. Ini kan tinggal di singkronkan saja. Namun secara politik saya melihat ada pola pengkerdilan citra terhadap Anies, bagi saya ini bukti bahwa dia ditakuti di 2024." Ujar pengamat yang akrab disapa Kang Tamil ini kepada awak media (11/5/2020).

BERITA TERKAIT :
Parpol Koalisi Jangan Rese, Prabowo-Gibran Lagi Susun Kabinet 
Gibran Bantah Jokowi Cawe-Cawe Urusan Kabinet, Tapi Akan Kasih Masukan Soal Nama Menteri

Kang Tamil menilai bahwa sejak munculnya wabah corona ini, Anies mendapat simpati positif dari publik atas prediksinya yang tepat dan beberapa permohonannya yang ditolak pemerintah pusat. Sebut saja permohonannya tentang lockdown dan pemberhentian transportasi publik, yang kemudian dianulir pemerintah pusat.

"Anies yang pertama meminta agar diterapkan lockdown, namun ditolak pusat. Kemudian yang paling mencolok terkait angkutan bus AKAP dan AJAP, serta pembatasan transportasi publik yang kemudian dianulir oleh peraturan Menteri Perhubungan. Dalam hal ini Anies sangat diuntungkan karena mendapat respon positif masyarakat." Tutur Kang Tamil.

Pengamat ini menjelaskan bahwa pola ketakutan politik ini terlihat sangat kental ketika Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengkritik kembali Anies terkait permohonannya menerapkan lockdown di DKI Jakarta, sementara wacana itu sudah diutarakan sejak lama dan telah dianulir dengan kebijakan PSBB.

"Jika pemerintah pusat mau mengkomentari tentu lebih besar alasan untuk mengkomentari Gubernur Papua yang tetap menutup bandara dan pelabuhan meski telah diterbitkan peraturan Menteri Perhubungan untuk membuka kembali semua akses transportasi, misalnya. Atau pola larangan mudik yang cenderung gagal di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, ketika Menko PMK mengkritik Anies terkait wacana lockdown, padahal hal itu sudah lama dan sudah selesai. Disini terlihat jelas, adanya ketakutan politik sejumlah pihak, dan kemudian mencari isu-isu untuk mengunting citra Anies." Tandasnya.

Kemudian dirinya menyarankan kepada para calon kompetitor Anies di 2024 untuk mengunakan cara yang lebih elegan. Sebab strategi mengkerdilkan Anies justru membuatnya semakin mendapat simpati publik.

"Walaupun fokus kita saat ini penuh terhadap pencegahan covid-19, tapi saya melihat ada pola-pola politik yang di jaga sejumlah pihak menuju ke 2024. Saya mengigatkan bahwa strategi yang dilancarkan itu keliru. Saat ini, semakin Anies di kerdilkan dia akan semakin bersinar dimata publik, dan hal itu justru menutupi kesalahannya yang selama ini telah menjadi catatan publik." Tutupnya.