Jumat,  19 April 2024

Corona DKI Turun, Jika Pemudik Balik Lagi Ke Jakarta Bisa Nambah 

NS/RN/NET
Corona DKI Turun, Jika Pemudik Balik Lagi Ke Jakarta Bisa Nambah 
PSBB di DKI Jakarta

RADAR NONSTOP - Persentase kasus corona di Jakarta sudah mulai landai. Tapi, tidak terututup kemungkinan akan bertambah jika pemudik yang pulang kampung balik lagi ke ibu kota. 

Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyebut, adanya dugaan sekitar 1,7 juta orang dari Jabodetabek yang sudah mudik. 

Seperti diberitakan, Anies Baswedan akan melakukan pengetatan bagi warga yang mudik dan akan balik lagi ke Jakarta. Nah, saat ini grafik penularan virus mematikan dari Wuhan, China itu mulai menurun. 

BERITA TERKAIT :
Pilihan Destinasi Wisata Libur Lebaran, Jungle Land Sentul Dipadati Ribuan Pengunjung
Alhamdulillah, Kasus Timah Kalah Dengan Perputaran Duit Lebaran Rp 369,8 Triliun

Awalnya, satu pasien bisa menularkan empat orang tapi kini sudah mulai turun alias landai. DKI Jakarta sudah memperpanjang PSBB hingga 4 Juni 2020. 

PSBB tahap III itu diperkirakan menjadi yang terakhir jika warga Jakarta patuh pada aturan dan tetap di rumah, jangan berkumpul serta konsentrasi menjaga kesehatan. 

FKM UI menduga ada 1,7 juta orang yang sudah mudik dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) ke kampung halamannya. Bila balik lagi usai Lebaran, mereka berpotensi membuat wabah Corona episode kedua tapi dengan puncak kurva yang tidak tinggi.

"Bahaya gelombang kedua. Ini harus diwaspadai," tegas Epidemiolog FKM UI Iwan Ariawan dalam webinar publik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (20/5/2020). 

Dia mempresentasikan 'Proyeksi Epidemi COVID-19 dan Evaluasi Pelaksanaan PSBB di Indonesia', disusun oleh tim FKM UI yang terdiri dari dirinya, Pandu Riono, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril.

"Masalah satu lagi adalah kita bisa punya wabah episode dua, karena yang mudik ini kembali. Kalau kita lihat di Jakarta ini kasusnya sudah mulai menurun, nanti dia bisa naik lagi. Mungkin naiknya tidak setinggi awal, tapi ini bisa naik lagi, bisa ada puncak lagi, karena ada pemudik yang kembali ke Jabodetabek," kata Iwan.

Berdasarkan sumber data dari Facebook Geoinsight, tim memperkirakan ada 34,9 juta orang di Jabodetabek pada 1 Januari hingga 29 Maret. Namun jumlah itu menyusut mulai 5 April karena sebagian sudah meninggalkan Jabodetabek.

Pada 3 Mei, tersisa 33,2 juta orang di Jabodetabek. Sisanya, yakni 1,7 juta orang, sudah mudik ke luar Jabodetabek.

Dengan banyaknya orang yang mudik ke wilayah lain di Pulau Jawa, angka orang yang terjangkit COVID-19 dan butuh perawatan juga bertambah di kawasan Pulau Jawa di luar Jabodetabek. Bila tanpa mudik, angka COVID-19 yang butuh perawatan rumah sakit (RS) di wilayah Jawa non-Jabodetabek lebih dari 750 ribu orang. 

Puncak gelombang Corona episode 2 ini bakal terjadi usai 31 Mei. Puncak itu jauh lebih rendah dari puncak kurva Corona episode 1 di Jabodetabek yang diprediksi terjadi pada Mei dengan 8.000 kasus.