Kamis,  28 March 2024

Jubir Corona Dokter Reisa Yang Kini Jadi Idola 

NS/RN/NET
Jubir Corona Dokter Reisa Yang Kini Jadi Idola 

RADAR NONSTOP - Bagi penggemar tayangan infotaiment nama wajah Reisa Kartika Sari Broto Asmoro tak asing lagi. Dokter yang dikenal dalam acara dr Oz ini populer di kalangan emak-emak. 

Kini Puteri Indonesia 2010 ini menjadi idola. Reisa menikah di Surakarta, 9 November 2012 oleh KRHT Tedjodiningrat Broto Asmoro dan memiliki dua anak.

KRHT Tedjodiningrat Broto Asmoro rupanya bukanlah sosok orang sembarangan bila menilik dari gelar yang dimilikinya.

BERITA TERKAIT :
Mimpi Prabowo Mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Ambyar, IDI Sebut Indonesia Butuh Dokter Spesialis
Pertama Kali di Indonesia, Pakar Anti-Aging dr. Ayu Widyaningrum Kembangkan Teknologi Biocell Filler

KRHT Tedjodiningrat Broto Asmoro atau yang karib disapa Jojo adalah seorang pangeran dari Keraton Surakarta.

Selain itu, Jojo juga mantan aktivis kampus yang pernah berjualan HP dan lainnya untuk membiayai kegiatan demo 1998.

Belakangan, kemunculan Reisa dikonfirmasi juru bicara presiden, Fadjroel Rachman, sebagai tim komunikasi publik gugus tugas covid-19. Sementara Yurianto tetap menjadi jubir khusus penanganan covid-19. 

"Keduanya bahu membahu memberi informasi dan edukasi ke publik," katanya. 

Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menilai, kemunculan Reisa merupakan simbol komunikasi politik yang ingin ditunjukkan Presiden Joko Widodo dalam menghadapi kesiapan new normal covid-19. Jokowi selama ini memang memiliki kebiasaan menunjukkan simbol-simbol dalam pola komunikasi politiknya seperti cara berpakaian hingga gaya berbicara.

"Pemerintah ingin melakukan penyegaran. Dan seperti biasa Pak Jokowi senangnya simbol-simbol, jadi komunikasi yang dilakukan juga simbol-simbol," ujar Hendri. 

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI itu mengatakan, Reisa menjadi simbol kesiapan pemerintah dalam menyambut new normal pandemi covid-19. Sosok Reisa yang masih muda dan berprestasi, menurut Hendri, diharapkan dapat memudahkan proses edukasi penanganan covid-19 di masyarakat. 

"Sekarang kita masuk ke era transisi, era menuju new normal, perlu ada simbolnya maka dia tampilkan dokter Reisa mendampingi Pak Yuri," katanya. 

Adapun Hendri mengapresiasi langkah pemerintah menunjuk Reisa. Sebab, tak dipungkiri masyarakat kini mulai bosan mendengarkan informasi yang disampaikan Yurianto setiap hari. 

"Ini adalah komunikasi simbol yang dilakukan sangat baik. Minimal untuk penyegaran, kasihan juga Pak Yuri, dan orang juga bosan lihat Pak Yuri lagi, Pak Yuri lagi," tuturnya. 

Kendati demikian, Hendri mengingatkan agar kemunculan Reisa tak sekadar menjadi 'pemanis' dalam edukasi penanganan covid-19 kepada publik. Menurutnya, pemerintah juga harus tetap melakukan upaya signifikan untuk menekan laju penyebaran covid-19.

"Mudah-mudahan masyarakat dengan adanya bu dokter Reisa ini menjadi lebih ingat apa saja kewajibannya dalam menghadapi covid di era transisi jelang new normal," ucapnya. 

Sementara Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai, kemunculan Reisa di publik bertujuan mengubah pola komunikasi pemerintah yang selama ini cenderung kaku menjadi lebih ringan dan tidak membosankan dalam menangani covid-19. 

Menurutnya, pola komunikasi semacam ini akan lebih mudah diterima masyarakat khususnya di kalangan milenial. Sosok Reisa sebagai public figure diyakini akan lebih efektif memengaruhi perilaku dan cara berpikir masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19. 

"Dengan menampilkan dokter Reisa mungkin lebih worth it, khususnya untuk kalangan milenial dan masyarakat penggemar infotainment. Mereka adalah trendsetter, sekaligus influencer. Mereka memiliki banyak pengikut," jelasnya. 

Karyono menuturkan, strategi komunikasi merupakan variabel penting untuk keberhasilan penanganan wabah covid-19. Untuk itu, ia mengingatkan agar dalam penyampaian informasi jangan sampai menimbulkan kegaduhan.