Jumat,  29 March 2024

Kata Mbakyu Sri Duit Negara Sudah Tekor Rp 179,6 T

NS/RN/NET
Kata Mbakyu Sri Duit Negara Sudah Tekor Rp 179,6 T

RADAR NONSTOP - Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) defisit. Duit negara itu terhitung sejak Mei 2020 'tekor' sekitar Rp179,6 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit tahun ini lebih besar 42,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp125,8 triliun atau setara 0,79 persen terhadap PDB. 

"Defisit Mei 2020 sebesar Rp179,6 triliun atau 1,1 persen dari total defisit yang ada di Perpres 54 dan ini terjadi, berarti kenaikan defisit dari tahun lalu 42,8 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/6/2020).

BERITA TERKAIT :
LPEI Jebol 3,4 Triliun, Enam Perusahaan Dalam Bidikan KPK 
Perang Dunia Bisa Bikin Kondisi Ekonomi Demam, Waspada Cicilan Rumah Dan Kendaraan Terkerek

Mantan Dirut Bank Dunia yang aktrab disapa Mbakyu Sri ini menuturkan, defisit APBN yang melebar karena adanya perluasan anggaran yang dialokasikan untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Selain itu, pendapatan negara tercatat menurun drastis. 

Pendapatan negara hingga akhir Mei sebesar Rp664,3 triliun atau 37,7 persen dari target APBN yang telah mengalami perubahan melalui Perpres Nomor 54 Tahun 2020 menjadi Rp1.760,9 triliun.

Sri Mulyani menjabarkan, realisasi penerimaan perpajakan hingga Mei 2020 mencapai Rp526,2 triliun atau minus 7,9 persen dibanding tahun lalu. Jumlah itu setara 36 persen dari target Perpres Nomor 54 Tahun 2020.

Sementara itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meningkat 13,6 persen menjadi Rp136,9 triliun. Dari sisi belanja, realisasinya hingga Mei 2020 tercatat Rp843,9 triliun atau 32,3 persen dari target alokasi yang terdapat dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2020. 

Dia memerinci, belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) hingga Mei Rp 270,4 triliun atau 32,3 persen terhadap Perpres Nomor 54 Tahun 2020. Jumlah tersebut mengalami kontraksi 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, terdapat pertumbuhan belanja non-K/L dengan realisasi Rp267 triliun atau tumbuh 10 persen dibanding tahun lalu. 

"Untuk transfer ke daerah realisasinya Rp306,6 triliun atau 40 persen dari Perpres 54 serta mengalami kontraksi 5,7 persen dibanding tahun lalu, di mana dana desa Rp28,9 triliun atau 40 persen dari alokasi di Perpres serta tumbuh 41,3 persen jika dibandingkan tahun lalu," ujar ekonom dari UI ini.