Jumat,  19 April 2024

Usai Corona Dan Baya DBD, Kemenkes Jangan Nakutin Dong? 

NS/RN/NET
Usai Corona Dan Baya DBD, Kemenkes Jangan Nakutin Dong? 
Ilustrasi nyamuk DBD.

RADAR NONSTOP - Bukan hanya Corona tapi bahaya penyakit demam berdarah dengue (DBD) juga mengancam. Masyarakat diminta waspada. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, kasus DBD ternyata banyak ditemukan di provinsi yang tercatat tinggi penularan COVID-19. 

Berdasarkan data, kasus DBD banyak terjadi di Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, termasuk Sulawesi Selatan yang diketahui jumlah kasus Covid-19 nya juga tinggi.

BERITA TERKAIT :
Korupsi Covid-19 Di Kemenkes, KPK Jangan Ragu Borgol Para Pemain APD?
APD Covid-19 Dikorupsi, Anggota DPR Ihsan Yunus Pakai Masker Ke KPK?

"Yang ingin saya sampaikan, dari 460 Kabupaten/Kota yang melaporkan ada kasus demam berdarah, sebanyak 439 Kabupaten/Kota nya itu yang juga melaporkan adanya Covid-19. Jadi ada infeksi ganda," ujarnya.

Nadia menyampaikan hal itu dalam diskusi Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanagan Covid-19, di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (22/6/2020). "Fenomena ini terjadi, artinya memungkinkan seseorang kalau dia terinfeksi Covid-19, dia juga dapat berisiko untuk terinfeksi demam berdarah," katanya.

Nadia menyampaikan, puncak demam berdarah biasanya terjadi pada Maret. Namun, pada tahun ini berbeda karena masih ditemukannya penambahan kasus sampai Juni.

"Kita melihat bahwa sampai saat ini kita masih menemukan kasus antara 100-500 kasus per hari. Jadi kalau kita melihat jumlah kasus ada 68.000-an kasus demam berdarah seluruh Indonesia," tuturnya.

#DBD   #Kemenkes   #Virus