Selasa,  16 April 2024

DKI Salip Jatim, Semoga DPRD 'Insaf' Dan Tak Kunker Lagi

NS/RN
DKI Salip Jatim, Semoga DPRD 'Insaf' Dan Tak Kunker Lagi
Gedung DPRD DKI Jakarta disemprot disinfektan.

RADAR NONSTOP - DKI Jakarta akhirnya menyalip Jawa Timur. Terhitung 9 Agustus ini, DKI melaporkan ada tambahan kasus 440, sehingga total 25.727.

Tingginya angka Corona di Jakarta disebabkan munculnya beberapa kluster baru seperti perkantoran, pasar dan pusat belanja. Belum lagi adanya, anggota DPRD yang terpapar Corona. 

Dengan munculnya data gelombang pasien Corona di Jakarta diharapkan bisa membuat kalangan politisi Kebon Sirih bisa insaf atau tobat tidak lagi memaksakan diri untuk pergi kunjungan kerja alias kunker. 

BERITA TERKAIT :
Target 10 Kursi PPP Jakarta Ambyar, Gerbong Syaiful Rachmat Harus Dibongkar?
AHY Teriak Mafia Tanah, Fraksi Demokrat DPRD DKI Denger Ya...

DPRD sebelumnya beralasan kalau kunker untuk melakukan tukar pikiran kepada daerah yang masuk zona hijau dalam penanganan COVID-19. Tapi, apesnya usai dari kunker ada anggota dewan dan staf sekwan yang terserang Corona. 

Sebelumnya Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, mengatakan angka posisi DKI Jakarta menyalip Jawa Timur sebagai provinsi paling banyak menyumbang kasus Corona di Indonesia. Sementara Jawa Timur secara total ada 25.330.

"Lihat dari kasus tertinggi secara nasional ini 5 provinsi yang selalu berada di atas dan kebetulan mulai hari ini sepertinya DKI Jakarta yang dulunya nomor dua, sekarang menjadi nomor satu," kata Wiku dalam webinar yang disiarkan di YouTube BNPB, Minggu (9/8/2020).

Wiku menerangkan salah satu faktor penyebab DKI Jakarta menduduki posisi atas penyumbang kasus Corona yakni karena dua faktor. Wiku mengatakan pemerintah saat ini menargetkan untuk bisa menekan kasus Corona di lima provinsi antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat.

"Kita lihat memang jumlah kasus di Jakarta cukup meningkat pesat di beberapa hari terakhir dan ini kaitannya dengan kontak tracing yang dijalankan dengan lebih baik. Kedua tingkat penularan atau kontaknya. Ini menunjukkan bahwa 5 provinsi utamanya seperti ini kondisinya dan ini adalah target utama yang harus kita cegah untuk tidak naik terus ke atas, tapi dari sisi kematian relatif sudah rendah," jelas Wiku.

Sementara itu, jika dilihat dari data BNPB, DKI Jakarta terakhir menduduki posisi kedua pada 6 Agustus dengan jumlah kasus positif 23.936. Di tanggal yang sama, Jatim terbanyak akumulasi kasus Corona di RI dengan angka 24.115. Baru di tanggal 7 Agustus, DKI kemudian menyalip Jatim terkait jumlah kasus Corona di RI sampai hari ini.

Untuk 5 provinsi yang disebut Wiku, jumlah kasus positif per 9 Agustus di DKI sebanyak 25.727 kasus, Jawa Timur 25.330 kasus, Jawa Tengah 10.611 kasus. Sulawesi Selatan 10.454 kasus, dan Jawa Barat 7.566 kasus.

Kasus sembuh di DKI Jakarta sebanyak 16.268, meninggal 930. Jatim kasus sembuh sebanyak 18.050, meninggal 1.877. Kasus sembuh di Jateng 6.633, meninggal 723. Lalu kasus sembuh di Sulsel sebanyak 7.211, meninggal 335, dan di Jabar pasien sembuh ada 4.417, meninggal 228.

Seperti diketahui update kasus Corona di RI per hari ini adalah akumulasi kasus terkonfirmasi positif sebanyak 125.396, lalu kasus sembuh 80.952, dan kasus meninggal dunia ada 5.723.

"Kalau kita lihat perbandingan antara jumlah kasus, kesembuhan dan kematian, angka kesembuhan dan kasus positif relatif hampir sama jumlahnya dan ini menujukan kondisi yang bagus dan relatif meningkat," kata Wiku.