Jumat,  29 March 2024

Dari Catatan Pasien Klinik Aborsi, Di Jakarta Banyak Pasangan Selingkuh 

NS/RN
Dari Catatan Pasien Klinik Aborsi, Di Jakarta Banyak Pasangan Selingkuh 
Ilustrasi

RADAR NONSTOP - Klinik dr. SWS, Jalan Raden Saleh, Senen, Jakarta Pusat membuka tabir maraknya pasangan selingkuh. Dari catatan klinik SWS ternyata yang melakukan aborsi kebanyakan dari Jakarta. 

Dalam satu hari, klinik itu menerima 5-7 pasien. SWS sudah sejak Januari 2019 hingga 10 April 2020 beroperasi dan jumlah pasiennya sebanyak 2.638 orang. Tapi, dalam hitungan data pasien ada sekitar 10 ribu orang yang sudah melakukan aborsi.

Selain Jakarta, ada juga warga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) serta beberapa daerah seperti Sumatera hingga pulau Jawa. 

BERITA TERKAIT :
Ternyata Pernah Diselingkuhi, Dewi Gita Ngaku Wanita Adalah Ahli Sejarah
Aborsi Di Apartemen Kelapa Gading, Dari Kumpul Kebo Hingga Pasangan Selingkuh 

Klinik aborsi tersebut terbongkar setelah polisi menyelidiki kasus pembunuhan WN Taiwan Hsu Ming Hu. Dalam pemeriksaan polisi, tersangka utama Sari Sadewa mengaku membunuh korban yang juga bosnya di pabrik roti itu karena sakit hati dihamili oleh korban.

Namun korban tidak mau tanggung jawab dan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya. Kepada polisi, Sari Sadewa juga mengaku diberi uang Rp 15 juta oleh korban untuk menggugurkan kandungannya itu pada tahun 2018.

Dalam kasus pembunuhan itu, selain Sari Sadewa, tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin AKBP Handik Zusen, AKP Ressa F Marasabessy dan AKP Rulian juga menangkap tersangka Alfiyan, Fitri dan Suyanto. Saat ini polisi masih memburu 5 orang DPO lainnya dalam kasus pembunuhan tersebut.

"Klinik itu sudah beroperasi sekitar 5 tahun dan dari data yang kita dapatkan dari hasil penggeledahan, terhitung sejak Januari 2019 hingga 10 April 2020 terdatakan pasien aborsi sebanyak 2.638 pasien, dengan asumsi perkiraan setiap hari 5-7 orang melakukan aborsi," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat pada wartawan, Selasa (18/8/2020).

Maka itu, selama 5 tahun beroperasi, klinik tersebut diperkirakan bisa sampai 10 ribu lebih melayani pasien aborsi. Adapun besaran biaya aborsi itu bervariasi bergantung pada usia janin di dalam kandungannya. Contohnya, minimal kandungan usia 6-7 minggu seharga Rp1,5 juta sampai Rp2 juta, sedangkan maksimal kandungan usia 15-20 Minggu seharga Rp7 juta hingga Rp9 juta.

Dia menerangkan, bila diakumulasikan selama satu bulan dengan rata-rata ada 5 pasien melakukan aborsi, pendapatan yanh didapatkan bisa mencapai Rp70 juta.

"Masalah biaya sangat bergantung pada besar atau usia janin dan bergantung kesulitan setelah dilakukan pemeriksaan awal, baik pemeriksaan medis maupun pemeriksaan dalam bentuk USG," tuturnya.

Dia menambahkan, untuk pembagian fee para tersangka, dilakukan pasca-negosiasi dengan pasien dilakukan dan ditentukan harganya. Lantas, dokter atau tenaga medis bakal mendapatkan 40 persen uang fee, 40 persen diberikan pada calo, dan 20 persennya untuk jatah pengelola.