Jumat,  19 April 2024

Cluster Liburan

Long Weekend Bikin Corona Jakarta Melejit 

NS/RN
Long Weekend Bikin Corona Jakarta Melejit 
Ilustrasi warga Jakarta liburan ke Puncak, Bogor, Jawa Barat.

RADAR NONSTOP - Corona di DKI Jakarta belum bisa diredam. Rekor baru saat ini ada 1.100 kasus. 

Salah satu penyebabnya adalah klaster long weekend. Diketahui, saat liburan panjang, warga DKI Jakarta banyak yang berlibur ke Bandung, Puncak dan mudik ke daerah. 

Berdasarkan keterangan tertulis Pemprov DKI, jumlah kasus positif Corona di Jakarta pada Minggu (30/8/2020) mencapai angka 1.114. Selama sepekan terakhir, ada tren kenaikan kasus di Jakarta secara signifikan.

BERITA TERKAIT :
Alhamdulillah, Kasus Timah Kalah Dengan Perputaran Duit Lebaran Rp 369,8 Triliun
Orang Jabodetabek Yang Gak Mudik Bakal Habiskan Duit Di Bandung 

Dari jumlah 1.114 kasus, 385 kasus adalah akumulasi data 7 hari sebelumnya yang baru dilaporkan. Pemprov DKI menyatakan sebagian besar terpapar COVID-19 saat libur panjang akhir pekan (long weekend) pada rentang waktu 16-22 Agustus 2020.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 70% kasus positif pada hari ini adalah kasus yang diambil spesimen pada 24 dan 25 Agustus 2020. 

Dia menjelaskan, jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah 6 hari (inkubasi adalah lama waktu dari virus masuk sampai dengan menimbulkan gejala), lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari kemudian, maka periode penularan tertinggi terjadi pada 16-17 Agustus 2020.

"Angka pengambilan spesimen pada 27 Agustus juga cukup tinggi, perlu dipertimbangkan efek long weekend 2 minggu berturut-turut. Perlu adanya kewaspadaan dan usaha bersama, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat, dalam melihat tren kenaikan kasus ini," kaya Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis di situs Pemprov DKI, Minggu (30/8/2020).

Dari penambahan kasus hari ini, 57% di antaranya atau sebanyak 630 kasus baru adalah hasil tracing puskesmas terhadap kontak erat pasien positif. Tracing ratio di DKI Jakarta saat ini adalah 6, artinya dari 1 kasus positif, rata-rata 6 orang kontak erat akan diperiksa/dites PCR. Sedangkan dari active case finding yang dilakukan Puskesmas, ditemukan 6 kasus baru. Sementara dari passive case finding di RS dan klinik, ditemukan sebanyak 478 kasus baru.

Meski ada kenaikan jumlah kasus harian, tingkat kematian akibat Corona di Jakarta turun. Pemprov DKI juga menyatakan jumlah kasus aktif mengalami pelandaian.

"Kami di Pemprov DKI Jakarta akan terus mengejar testing, tracing, dan treatment dalam penanganan wabah ini. Tapi, masyarakat juga perlu memahami bahwa untuk benar-benar menuntaskan ini memang butuh sama-sama menahan diri," imbuhnya.

Pada 29 Agustus 2020, dilakukan tes sebanyak 5.941 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.872 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru. "Untuk jumlah orang dites PCR 51.148 orang atau sama dengan 4.804 per 1 juta penduduk per minggu (4 kali lipat di atas standar WHO). Sedangkan, untuk persentase kasus positif sepekan terakhir sebesar 9,7% dan persentase kasus positif secara total sebesar 6,3%," terangnya.