Jumat,  29 March 2024

Selamat Jalan Pahlawan

Dokter Di Sumut Dan DKI Jakarta Banyak Yang Wafat 

NS/RN/NET
Dokter Di Sumut Dan DKI Jakarta Banyak Yang Wafat 

RADAR NONSTOP - Selamat jalan wahai pehlawan. Ucapan itu sangat layak diucapkan kepada para dokter yang wafat. 

Tercatat sudah 109 dokter meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 sejak Bulan Maret 2020, awal diketahuinya kasus pertama di Indonesia. 

Menurut laporan Tim Mitigasi Dokter Pandemi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dari 109 dokter yang meninggal dunia akibat virus corona, ada 7 guru besar, 53 dokter umum, dan 49 dokter spesialis. 

BERITA TERKAIT :
Petugas TPS Yang Wafat 90 Orang, Yang Dapat Santunan Cuma 20 Petugas
Mimpi Prabowo Mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Ambyar, IDI Sebut Indonesia Butuh Dokter Spesialis

PB IDI pun mencatat bahwa Jawa Timur menjadi wilayah dengan jumlah dokter yang gugur terbanyak, mencapai 29 dokter. Sementara itu, di wilayah lain datanya sebagai berikut:

Sumatera Utara (20 dokter), DKI Jakarta (13), Jawa Barat (10), Jawa Tengah (8), Sulawesi Selatan (6), Bali (4), Kalimantan Selatan (4), Sumatera Selatan (4), Kalimantan Timur (3), Kepulauan Riau (2), DIY (2), Papua Barat (1), NTB (1), Banten (1), dan Aceh (1).

Terus bertambahnya angka kematian dokter akibat Covid-19 membuat Tim Mitigasi Dokter Pandemi Covid-19 PB IDI mengeluarkan pedoman 'Standar Perlindungan Dokter di Era Covid-19'.

"Pedoman terkait dengan standar perlindungan untuk dokter telah diselesaikan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan infeksi pada para tenaga kesehatan. Selanjutnya, identifikasi dan investigasi lebih lanjut sedang diupayakan Tim Mitigasi terkiat tingginya rasio kematian tenaga kesehatan di Indonesia," tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut pun menyatakan bahwa pencegahan juga mesti dilakukan dengan berupaya bersama yang lebih optimal lagi untuk mencegah kejadian di masa yang akan datang.

"Masa-masa saat ini adalah masa yang tidak mudah untuk semuanya. Mari bergandengan tangan dan berupaya bersama. Yang bisa kita lakukan di tingkat individu tentu dengan menerapkan perilaku dan perotokol kesehatan dengan baik agar tidak terjadi penularan yang lebih luas lagi," pungkas laporan tersebut.