Aksi Penusukan, Syekh Ali Jaber: Saya Belajar Berbaik Sangka  

RADAR NONSTOP - Syekh Ali Jaber memang berhati mulia. Dia enggan memikirkan motif yang dilakukan pelaku saat menusuk dirinya. 

Hal ini dikatakan Syeh Ali Jaber dalam acara Deddy Corbuzier Podcast yang dilihat di akun YouTube pada Rabu (16/9). Dalam acara itu juga hadir dariPengasuh Pondok Pesantren Ora Aji KH Miftah alias Gus Miftah.

Syeh Ali Jaber meminta kepada semua pihak tidak mengaitkan isu apapun baik itu politik dan gerakan mana pun. "Anggap saja ini kasus saya pribadi. Saya harus belajar berbaik sangka. Saya yakin ini ujian dari Allah," ungkapnya.

Syeh Ali Jaber melanjutkan, lebih baik diam jika tidak bisa bicara yang baik. "Ini takdir dan kita tak bisa lari dari tadir. Saya terima dengan lapang dada, sampai detik ini hati saya tenang. Sampai detik ini saya juga tidak mau tau," tukasnya. 

Kalaupun pelaku divonis gila atau gangguan jiwa, Syeh Ali Jaber mengaku pasrah dan terima. "Buat apa marah, saya pasrah. Buat apa ribut, kalau saya ribut apa manfaatnya kan gak ada, saya lebih baik korban sendiri daripada korban umat. Di dunia ini kita mau cari apa, kita inikan hanya cari ridho Allah," tukasnya.

Saat kejadian penusukan Syeh Ali Jaber sempat menolong pelaku dari amukan massa. "Saya kasian, dia salah tapi bukan gitu caranya. Dia kan manusia juga, mohon diamankan saja biarkan polisi bekerja," bebernya.  

Seperti diberitakan, Syekh Ali Jaber ditusuk saat mengisi kajian di Masjid Jalan Tamin, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, Minggu (13/9). Saat ini pelaku inisial AA sudah diamankan ke kantor polisi.

Sementara itu, sebuah cuitan di media sosial Twitter dengan nama akun @welzaonistia mengungkapkan, jika Alfin Andrian pelaku penusukan tersebut tidak gila alias waras, pasalnya pemilik akun twitter tersebut mengenal pelaku, karena ia tinggal di gang yang sama dengannya.

Dalam cuitan yang diretweet oleh akun @Ys7412, pada hari Senin, 14 September 2020, menjelaskan, jika Alfin diduga butuh uang, lantaran istrinya baru saja melahirkan, dan tak mempunyai pekerjaan.