Selasa,  23 April 2024

Pecah Kongsi Duet M Idris-Pradi Dan Corona Depok

Jany/RN
Pecah Kongsi Duet M Idris-Pradi Dan Corona Depok
M Idris dan Pradi pecah kongsi.

RADAR NONSTOP - Hotel dan apartemen di Depok, Jawa Barat belu memberikan restu untuk dijadikan penampungan pasien Corona. Banyak pihak menilai, sebaiknya Wali Kota Depok Mohamad Idris mengajak wakilnya. 

Kabar beredar, Wakil Wali Kota Dpeok Pradi Supriatna jarang dilibatkan terkait penanganan Corona. Keduanya makin renggang setelah resmi bercerai alias pecah kongsi di Pilkada 9 Desember 2020. 

M Idris memilih berpasangan dengan Imam Budi Hartono yang diusung partai PKS dengan 11 kursi, Demokrat 4 kursi, dan PPP 2 kursi di DPRD Depok.

BERITA TERKAIT :
Imam Budi Hartono Sudah Pamer Baliho, Calon Wali Kota Depok Ngeri Lawan PKS
Bisa Usung Calon Wali Kota Depok Tanpa Koalisi, PKS Jangan Sombong Dan Sok Kuat?

Sementara Pradi Supriatna berduet dengan Afifah Alia. Partai pendukungnya yakni Partai Gerindra dan PDIP, Golkar, PSI, PKB, dan PAN. Kemudian juga ada partai non parlemen seperti Perindo, Nasdem, PBB, dan Hanura yang mendukung pasangan ini.

"Karena memang diduga Pradi sudah tidak dilibatkan lagi oleh M Idris," tegas anggota DPRD Depok Fraksi PDIP yang namanya enggan disebutkan, Jumat (18/9) malam.

Diberitakan sebelumnya, Depok adalah salah satu daerah penyumbang pasien Corona terbesar di Jawa Barat. Bahkan, masifnya sebaran Corona membuat penyedian peti mati menipis.

Diberitakan sebelumnya M Idris mengaku, sampai saat ini tidak ada hotel dan apartemen yang mau menampung pasien Corona. Ucapan M Idris ini mengundang tanda tanya. 

Sebab, di beberapa daerah seperti Jakarta, banyak hotel dan apartemen yang menawarkan diri untuk menampung pasien Corona. 

Sejumlah langkah koordinasi dengan pemilik hotel dan apartemen di Kota Depok telah dilakukan, namun tidak satupun pemilik hotel di Depok yang bersedia disewa untuk menampung dan merawat pasien covid-19.

“Sampai saat ini untuk pasien positif kalau di Depok ini tidak ada hotel yang bersedia untuk disewa tempatnya,” kata Wali Kota Depok Mohamad Idris, Jumat (18/9/2020).

Apalagi, lanjut M. Idrsi hingga kini jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Depok terus bertambah setiap harinya. Hal ini menjadi kendala serius Pemkot Depok dalam penanganan medis lantaran fasilitas ruang ICU di sejumlah rumah sakit rujukan terbatas.

Untuk itu, Pemkot Depok bersama gugus tugas memilih menggandeng rumah sakit swasta di Kota Depok mengatasi permasalahan ini. Meski demikian, rumah sakit swasta ini hanya bisa menampung pasien bergejala ringan atau sedang.

Hingga kini, Pemkot Depok terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk bisa merujuk pasien yang bergejala berat atau pasien terkonfirmasi positif covid-19.

Diketahui, jumlah kasus terkonfirmasi positif sampai saat ini dikota depok telah mencapai 3.107 kasus dengan jumlah pasien sembuh 2.132 kasus dan meninggal dunia 110 orang. Angka itu meningkat dibanding pada senin 14 september 2020 lalu dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif 2.886 orang, sembuh 1.985 orang dan meninggal dunia 101 orang.

Jalan Sendiri 

Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna sempat mengambil langsung bantuan untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang dialokasikan Pemrov DKI Jakarta sebanyak 2.400 alat rapid test virus Corona (Covid-19). 

Pradi menerima langsung bantuan tersebut dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/4/2020). "Alhamdulillah kami dapat bantuan 2.400 rapid test dari Pemprov DKI Jakarta," ujar Pradi.

Menurut Pradi, alat rapid test ini akan sangat dibutuhkan karena Kota Depok masih kekurangan. "Saya sempat telepon langsung ke Puskesmas Cilodong. Katanya kosong. Makanya saya coba berinisiastif mengirim pesan ke Pak Anies, siapa tahu ada. Malah beliau langsung telepon saya. Ternyata ada stok alat rapid test. Biar cepat, saya sendiri langsung yang ambil," tuturnya.

Pradi mengutarakan, saat bertemu Anies, terjadi pembahasan terkait penangganan pencegahan pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 merupakan bencana kesehatan, sehingga butuh komunikasi dan koordinasi yang cepat dan tepat. Ini berkaitan dengan wilayah Jabodetabek serta lingkup nasional.

"Saya juga katakan, Kota Depok walau berada di wilayah Jawa Barat namun sangat dekat dengan DKI Jakarta. Bahkan interaksi dan mobilitas warga Kota Depok dengan DKI Jakarta tidak terbatas. Maka dalam rangka kemanusiaan, tidak ada salahnya dibangun komunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta dan direspons," jelasnya.

Anies juga berpesan, untuk kondisi saat ini semua harus konsen pada pencegahan. Harus bahu membahu dan cepat dan tepat dalam bertindak. "Kita harus bisa saling suport dan mendoakan agar bencana nasional ini cepat berlalu," ucapnya. 

Langkah Pradi ini menimbulkan tanda tanya besar. Sebab, ada indikasi politisi Gerindra itu tidak dilibatkan lagi dalam penanganan Corona di Depok. 

Tapi ada juga yang menyebut kalau Pradi mengambil inisiatif tanpa koordinasi dengan M Idris.