Jumat,  26 April 2024

Pandemi Corona, Orang Jakarta Hobi Kongkow

NS/RN
Pandemi Corona, Orang Jakarta Hobi Kongkow
Ketua Rekan Indonesia Agung Nugroho.

RADAR NONSTOP - Ngumpul atau kongkow sudah membudaya di Indonesia. Di Jakarta, budaya kongkow menjadi hobi.

Padahal, kongkow bisa saja menimbulkan klaster baru Corona apalagi tidak memperhatikan jaga jarak. Jadi, edukasi menjaga jarak harus digencarkan hingga tingkat RT.

"3M yakni memakai masker dan mencuci tangan yang paling sulit adalah menjaga jarak. Kultur masyarakat yang cenderung guyub atau senang kumpul-kumpul," tegas Ketua Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Agung Nugroho dalam siaran pers-nya Rabu (7/10).

BERITA TERKAIT :
Salat Ied Hari Minggu di JIS, Diimbau Bawa Sajadah dan Wudu dari Rumah 
Banyak Yang Batuk Pilek, Kasus Corona Harian Di DKI Nyaris 1.000 Kasus Per Hari

Ngumpul-ngumpul atau kongkow kata Agung sudah membudaya. Jauh sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Tanah Air.

Aktivis 98 yang inisiator Lingkar Aktivis Jakarta (LAJ) ini mencontohkan, kongkow saat bertemu teman terkadang lupa akan protokol kesehatan. "Dari jarak yang berdekatan lalu buka masker. Ini harus diberikan edukasi secara terus menerus agar masyarakat paham," terangnya.

Rekan Indonesia kata dia, saat ini membentuk gugus tugas di tingkat Rukun Tetangga (RT).

"Mereka berkeliling setiap hari untuk memberikan edukasi 3M. Ini penting, agar masyarakat menjalankan 3M: memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak. Kemudian, bila ada kerumunan warga, kami ingatkan untuk tidak kumpul-kumpul,” papar Agung,

OTG Keluyuran 

Pasien orang tanpa gejala atau OTG masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah. Sebab, banyak pasien OTG belum melakukan isolasi mandiri. Mereka masih kerap keluyuran di luar rumah karena merasa sehat.

“Ini harus dipahami betul, karena OTG bisa menularkan banyak orang. Pasien inikan tanpa gejala, kita gak bisa jamin dia kontak ke siapa saja,” katanya.

Di Jakarta menurut Agung, isolasi mandiri mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan keterbatasan. "Satu rumah, banyak yang diisi oleh beberapa kepala keluarga. Ini juga menjadi kendala,” tandasnya.

Seperti diberitakan, Pemprov DKI Jakarta memberi perhatian terkait peningkatan kasus baru di wilayahnya. Sebagian besar kasus baru kebanyakan adalah OTG.

"Tapi saya perlu ingatkan kepada semua, 66 persen dari (kasus baru) yang kita temukan adalah OTG (orang tanpa gejala). Orang yang dia tidak sadar bahwa dia sudah terekspos. Artinya, kalau saja mereka tidak kami datangi, tim puskesmas tidak melakukan testing, barangkali yang bersangkutan tidak pernah merasa bahwa positif, bahwa dia membawa virus COVID-19," ucap Anies Baswedan dalam video '12 Jul 2020 Gub Anies Baswedan Update Perkembangan Penanganan Covid-19' di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Minggu (12/7/2020).

Atas dasar itu, Anies meminta masyarakat tetap waspada. Mungkin masih ada orang dengan gejala positif di masyarakat tapi tidak menyadarinya.

"Inilah sebabnya mengapa kita harus ekstrahati-hati. Berbeda kalau positif yang kita temukan adalah yang sakit, yang datang ke rumah sakit, datang ke puskesmas. Tidak! Ini 66 persen adalah orang yang kita temukan karena kita melakukan testing (dengan active case finding)," ucap Anies.