Jumat,  29 March 2024

Kinerja Tujuh Menteri Yang Bikin Jokowi Kena Bully  

NS/RN
Kinerja Tujuh Menteri Yang Bikin Jokowi Kena Bully  
Para menteri Jokowi.

RADAR NONSTOP - Kinerja para menteri ternyata berdampak bully kepada Jokowi. Warganet memberikan sentimen negatif kepada tujuh menteri.

1) Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (sentimen negatif 74 persen)
2) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (sentimen negatif 57 persen)
3) Menteri Kominfo Johnny G. Plate (sentimen negatif 55 persen)
4) Menteri Agama Fachrul Razi (sentimen negatif 53 persen)
5) Menteri KKP Edhy Prabowo (47 persen)
6) Menteri Pendidikan Nadiem Makarim (44 persen)
7) Menteri Keuangan Sri Mulyani (44 persen)

Sentimen netizen terhadap kinerja pemerintah itu berdasarkan hasil analisa Institute for Development of Economics and Finance (Indef)-Datalyst Center. Paparan ini hasil riset big data kebijakan COVID-19.

BERITA TERKAIT :
Beredar Jatah Menteri Dari Parpol Pro Prabowo-Gibran
Yang Main Duit Corona Bakal Susah Tidur, Kemenkes Siap-Siap Digulung KPK

Riset analisis sentimen tentang kinerja pemerintah pada saat ini dilakukan dengan pengumpulan data (data mining) selama periode hampir setengah tahun atau tepatnya mulai bulan Juli sampai 13 November 2020.

Selama periode tersebut terkumpul tidak kurang dari 2,18 juta percakapan di media sosial, dengan kata kunci joko widodo, presiden jokowi, jokowi. Juga kata kunci menteri, seperti: terawan agus putranto, menkes, terawan,menterikesehatan, menteri kesehatan.

Dari 1,22 juta percakapan terkait Jokowi ada tidak kurang dari 49,9 persen mempunyai sentimen negatif.

"Dengan setimen negatif yang cukup besar, mencapai separuh dari sentimen publik di media sosial. Ini mengindikasikan bahwa presiden sebenarnya tidak mempunyai modal besar untuk membuat lompatan kebijakan yang tidak populer," ujar ekonom senior Indef, Didik J Rachbini dalam siaran persnya, Minggu (15/11).

Selain itu, berdasarkan big data tersebut, Didik juga menyoroti sejumlah isu kebijakan kontroversial. Pemerintah dinilai kurang melakukan sosialisasi.

"Selama ini sudah banyak kebijakan kontroversial yang dilakukan, seperti UU Ciptaker, Pelemahan KPK, utang luar negeri dan lainnya. Kebijakan di masa mendatang yang tidak populer, komunikasi lemah, dan kurang sosialisasi akan lebih ditentang lagi oleh publik, bahkan tidak hanya di media sosial tetapi dalam aksi demonstrasi, seperti yang telah terjadi berkali-kali," tuturnya.

Sedangkan dalam riset ini, nama Wakil Presiden Ma'ruf Amin tidak populer sama sekali karena sangat sedikit perbincangan tentang dan kiprah wakil presiden, mengenai sikap, kebijakan, padangan, pemikiran dan kesehariannya.

"Perbicangan terkait wakil presiden hanya 104,9 ribu percakapan, sangat jauh di bawah intensitas perbincangan terkait presiden. Ini mengindikasikan wakil presiden terlihat seperti ban serep pada masa Orde Baru," jelasnya.

Berdasarkan data tersebut, Menkes Terawan mendapat paling banyak sentimen negatif. Namun, ada penurunan sentimen negatif dibandingkan saat awal bulan setelah kasus Corona pertama. Hal ini tak bisa dilepaskan dari perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia.