Senin,  29 April 2024

Wapres Sebut KSAL Yudo Margono Sebagai Panglima, Salah Sebut Apa Kode Keras Nih?

NS/RN
Wapres Sebut KSAL Yudo Margono Sebagai Panglima, Salah Sebut Apa Kode Keras Nih?
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.

RN - Mengejutkan. Disaat ramai desas-desus siapa yang bakal menjadi Panglima TNI mendadak Wakil Presiden Ma'ruf Amin sempat menyebut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono sebagai 'Panglima'. 

Diketahui Marsekal Hadi Tjahjanto dalam waktu dekat akan pensiun. Beberapa nama mencuat dan dinilai cocok menggantikan Hadi sebagai Panglima TNI.

Bahkan, nama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa kabarnya akan mengisi jabatan sebagai Panglima TNI baru. 

BERITA TERKAIT :
Pensiun Jadi Wapres, Ma’ruf Amin Balik Ke Dakwah
65 Ton Amunisi Meledak, Pengalima TNI Janji Ganti 31 Rumah Warga Yang Rusak Akibat Ledakan

Andika Perkasa lahir di Bandung pada 21 Desember 1964. Dia lulus dari Akademi Milier pada 1987 dengan pangkat Letnan Dua. Andika menikah dengan Diah Erwiany yang merupakan putri dari mantan Kepala Badan Intelijen Nasional A.M. Hendropriyono. 

Sementara Juru bicara Wapres, Masduki Baidlowi, membantahnya. Kata dia, ucapan Wapres tidak serius.

Salah ucap itu terjadi saat Ma'ruf menyampaikan sambutan di acara vaksinasi COVID-19 di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten, Kamis (19/8). Acara vaksinasi itu dihadiri Yudo Margono serta jajaran pemerintah setempat.

Momen salah ucap itu terjadi ketika Ma'ruf menyebut pihak-pihak yang hadir, salah satunya Yudo Margono yang dia sebut sebagai 'Panglima'. Namun, tak berselang lama, Ma'ruf langsung mengoreksi menjadi KSAL.

Masduki menegaskan salah sebut itu merupakan kekeliruan dan tidak ada maksud apa pun. Dia meminta agar hal itu tidak dianggap terlalu serius.

"Itu keliru saja, nggak ada kesengajaan, itu kan keliru saja, nggak usah terlalu dianggap serius, namanya juga nggak sengaja. Kalau diseriusin, orang-orang lain jadi nggak nyaman," ujarnya, Sabtu (18/9).

"Wapres tidak mau membuat suasana tidak nyaman pada siapa pun, Wapres, ya semuanya supaya nyaman. Jadi ketidaksengajaan itu jangan dimaknai yang terlalu jauh, (dimaknai) yang nggak-nggak. Kalau dimaknai terlalu jauh, itu bisa membuat nggak nyaman pihak tertentu. Pak Wapres nggak mau itu," lanjut Masduki.

Masduki mengatakan Ma'ruf saat itu pun langsung mengoreksi sendiri salah ucapnya. "Pak Wapres sadar sendiri kok itu, nyebut Panglima, jadinya KSAL," tegasnya.