Jumat,  10 May 2024

Lonjakan Suara PSI Tak Lazim, Bisa Picu Gejolak

RN/CR
Lonjakan Suara PSI Tak Lazim, Bisa Picu Gejolak
-Net

RN - Meski belum sampai 4 persen. Lonjakan suara PSI (Partai Solidaritas Indonesia) sangat tidak lazim dan patut dicurigai.

Begitu dikatakan Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai pola lonjakan suara partai yang dinakhodai Kaesang Pangarep tidak lazim karena data masuk ke data real count KPU sudah mencapai 65, 80 persen.

Karyono mengingatkan sejauh ini hasil quick count selalu presisi karena selisih antara hasil penghitungan KPU dengan quick count sangat tipis, yaitu selisihnya 0,1 sampai 1 persen.

BERITA TERKAIT :
Kasus Timah, MAKI Desak Kejagung Gercep Ungkap Dugaan Keterlibatan Robert Bono dan Jerat TPPU
Wow. Terungkap Harga WTP BPK untuk Kementan Tembus Rp12 Miliar

Menurut Karyono, jika merujuk data quick count dari sejumlah lembaga survei, PSI diprediksi tidak lolos parlemen karena perolehan suaranya berada di kisaran antara 2,6 sampai 2,8 persen. Sementara margin error 1 persen dengan sampel 3.000 TPS.

"Perolehan suara PSI versi quick count paling tinggi 2,8, katakanlah naik 1 persen itu baru 3,8 persen jadi tidak sampai 4 persen," jelasnya.

Terlebih, Karyono menyebut jika data sudah masuk 65 persen ke atas, pola volatilitasnya tidak sedrastis suara PSI. Oleh karena itu, menurutnya, wajar apabila banyak pihak yang mempertanyakan lonjakan suara PSI.

Karyono berpendapat jika PSI lolos ambang batas parlemen 4 persen bisa menimbulkan gonjang ganjing karena menyangkut soal kredibilitas lembaga.

"Jika nanti benar terjadi suara PSI mencapai ambang batas 4 persen maka bisa menimbulkan kekacauan dan rakyat tidak percaya kepada lembaga survei dan KPU," pungkasnya.

#PSI   #Suara   #KPU