Selasa,  06 May 2025

CT Si Anak Singkong, Tarif Donald Trump Tak Ngaruh Di Indonesia Tapi Waspada Ancaman PHK 

RN/NS
CT Si Anak Singkong, Tarif Donald Trump Tak Ngaruh Di Indonesia Tapi Waspada Ancaman PHK 
CT Si Anak Singkong.

RN - Tarif yang dinaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada barang impor Indonesia sebesar 34 persen bisa mengancam PHK. 

Kebijakan ini memiliki dampak secara tidak langsung bagi ekonomi RI. Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung alias CT mengatakan, dampak perang tarif dapat menggerus investasi di Indonesia. 

"Kalau ekonom tumbuhnya turun, demandnya pasti turun, permintaannya pasti turun," tegas CT yang bisa disapa dengan sebutan Si Anak Singkong dalam acara The Yudhoyono Institute 'Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global' di Ballroom Grand Sahid Jaya, Minggu (13/4/2025).

BERITA TERKAIT :
China Vs Amerika Makin Panas, Trump Kirim Kapal Perang Ke Selat Taiwan 
Victor Lindelof Alami Kecelakaan Horor

"Kalau permintaan turun, harga-harga komoditas kita, baik hard commodity maupun soft commodity, itu juga akan turun," tegas CT lagi.

Saat ini, penurunan harga komoditas impor telah terjadi pada minyak hingga timah. Sementara saat ini, CT menyebut pertumbuhan ekonomi RI sangat bergantung pada harga komoditas.

"Kita tahu ekonomi Indonesia itu sangat bergantung pada komoditas. Nah, kalau angka komoditas turun, itu pengaruhnya akan sangat signifikan kepada seluruh sektor, termasuk pendapatan fiskal kita. Yang kedua, tentu pertumbuhan ekonomi turut akan berlaku juga ke turunnya investasi," jelasnya.

Dalam kondisi menurunnya investasi, mantan Menko Perekonomian era SBY ini menyebut akan terjadi pelemahan di berbagai sektor. Imbasnya, penurunan ini akan memicu adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan anjloknya daya beli masyarakat.

"Radikal efisiensi ini akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, berpengaruh terhadap lay off atau pemutusan hubungan kerja yang masif dan tentu berakibat dari turunnya daya beli," ungkap jebolan Boedoet Jakpus ini.

Namun begitu, CT mengatakan tarif tinggi yang ditetapkan AS tidak akan berdampak langsung ke Indonesia. Pasalnya, ekspor RI ke AS tidak sebesar ke negara lainnya. Bahkan menurutnya, tanpa negosiasi pun Indonesia bisa menghadapi tarif tinggi tersebut.

Hanya saja, ia menilai surplus perdagangan yang diraih Indonesia akan berkurang. "Ekspor kita ke Amerika kurang lebih hanya 10% dari ekspor kita ke seluruh dunia. Dan surplus kita hanya US$3 billion saja," tutupnya.

Sebelumnya beberapa organisasi buruh menyebut, perang dagang AS bisa berdampak pada PHK di industri tekstil. Jumlah ancaman PHK bisa mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu pekerja pabrik.