Rabu,  14 May 2025

Perang Trump Vs Xi Jinping Mereda, Harga Emas Langsung Anjlok

RN/NS
Perang Trump Vs Xi Jinping Mereda, Harga Emas Langsung Anjlok
Ilustrasi

RN - Harga emas terus anjlok. Beberapa analisa pasar menyebutkan, kalau anjloknya harga emas dari Rp 1,9 juta menjadi Rp 1,8 juta per gram disebabkan melunaknya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Xi Jinping sudah menemukan titik temu soal perang tarif.

Kesepakatan ini memberi angin segar di tengah ketegangan perang dagang yang selama ini mengguncang pasar global dan memicu kekhawatiran akan resesi.

BERITA TERKAIT :
Donald Trump & Xi Jinping Melunak, Prang Tarif Mulai Kendor 

Dalam pengumuman bersama pada Senin (waktu setempat), Washington menyatakan akan menurunkan tarif tambahan terhadap impor asal China dari 145 persen menjadi 30 persen. Sebagai balasan, Beijing juga memangkas tarif atas barang-barang asal AS dari 125 persen menjadi 10 persen. Kebijakan ini berlaku selama 90 hari.

Pasar langsung bereaksi positif. Nilai tukar dolar AS menguat dan bursa saham di berbagai negara langsung menghijau. Kabar ini menenangkan pelaku pasar setelah gejolak bulan lalu akibat kebijakan Presiden Donald Trump yang tiba-tiba menaikkan tarif demi menekan defisit perdagangan AS.

Diketahui, harga emas Logam Mulia Antam 24 Karat hari ini, Selasa (13/5/2025) turun cukup dalam sebesar Rp 21.000. Harga emas hari ini berada di level Rp 1.884.000 per gram setelah nilainya anjlok Rp 23.000 pada perdagangan hari Senin kemarin.

Mengutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, satuan harga emas hari ini yang terkecil ukuran 0,5 gram berada di angka Rp 992.000. Sementara harga emas 10 gram dijual dengan harga Rp 18.335.000 dan ukuran emas terbesar yakni 1.000 gram (1 kg) dibanderol Rp 1.824.600.000.

Jika ditarik dalam sepekan terakhir, pergerakan emas Antam terpantau berada di rentang Rp 1.884.000-1.928.000/gram. Sedangkan dalam sebulan terakhir, harga emas justru turun, dibandingkan dengan nilai terendahnya pada periode satu bulan terakhir di Rp 1.896.000 per gram.

"Dua negara berhasil mewakili kepentingan nasional masing-masing dengan sangat baik," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent usai pertemuan dengan delegasi China di Jenewa, Swiss mengutip Reuters, Senin (12/5).

Pernyataan itu disampaikan bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, yang menyebut bahwa kedua pihak kini sepakat untuk tidak melakukan pemisahan ekonomi total atau decoupling.

Selama ini, perang dagang kedua negara telah membuat sekitar US$600 miliar, setara Rp9.600 triliun (dengan kurs Rp16.000 per dolar) nilai perdagangan terhenti. Rantai pasok global terganggu, PHK terjadi di sejumlah sektor, dan kekhawatiran stagflasi sempat mencuat.

Harga Tertekan

Harga emas (XAU/USD) kembali menunjukkan tekanan bergerak turun ke sekitar US$ 3.235 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Selasa (13/5), setelah mencatatkan penurunan tajam lebih dari 3% pada hari sebelumnya. 

Di dalam negeri, harga emas Logam Mulia Antam 24 Karat hari ini juga turun cukup dalam sebesar Rp 21.000 ke level Rp 1.884.000 per gram.

Sentimen pasar yang membaik setelah tercapainya kesepakatan perdagangan sementara antara Amerika Serikat dan China menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga logam mulia ini.

Mengutip analisis dari Andy Nugraha, Dupoin Futures Indonesia, Selasa (13/5/2025), kecenderungan tren emas saat ini masih berada dalam tekanan bearish.

Andy menjelaskan bahwa pola candlestick yang terbentuk pada grafik harian, dikombinasikan dengan indikator Moving Average, menunjukkan arah penurunan yang cukup kuat. Jika tekanan jual berlanjut, maka XAU/USD berpotensi menguji level support berikutnya di sekitar US$ 3.206.

Namun, apabila terjadi pantulan teknikal atau sentimen mendadak berubah, maka rebound ke atas masih mungkin terjadi dengan target kenaikan ke area $3.279.

"Saat ini pasar sedang berada dalam fase ketidakpastian menjelang rilis data inflasi AS. Jadi, potensi volatilitas dalam jangka pendek masih cukup tinggi," ujar Andy.

Penguatan dolar terjadi seiring meningkatnya optimisme pasar setelah AS dan China sepakat menurunkan tarif dalam periode 90 hari.