Rabu,  23 July 2025

Tarif 19 Persen Dongkrak Ekonomi Nasional Hingga Lima Persen, Klaim Kemenkeu Semoga Bukan Omon-Omon

RN/NS
Tarif 19 Persen Dongkrak Ekonomi Nasional Hingga Lima Persen, Klaim Kemenkeu Semoga Bukan Omon-Omon

RN - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sesumbar. Anak buah Sri Mulyani itu mengklaim tarif impor 19 persen yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump bisa memulihkan perekonomian Indonesia.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu menegaskan turunnya tarif Trump dari 32 persen ke 19 persen akan membantu ekonomi Indonesia lebih bergeliat. Febrio menyebut dampaknya akan terlihat dari kinerja ekspor di semester II 2025.

"Kita melihat di paruh kedua (2025) ekspor kita akan cukup lebih resilient sehingga kita melihat peluang pertumbuhan ekonomi akan menuju ke sekitar 5 persen," kata Febrio setelah Rakortas Pertumbuhan Ekonomi di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (21/7).

Febrio lalu merinci beberapa komoditas ekspor yang akan digenjot Indonesia. Ini mencakup router, tekstil, alas kaki, hingga furnitur.

Kendati demikian, Febrio tak menjawab tegas apakah masih ada peluang negosiasi ulang tarif agar bisa lebih rendah dari 19 persen. Ini terutama bagi beberapa komoditas unggulan ekspor Indonesia.

"Kita melihat teman-teman pelaku usaha juga sangat menyambut baik tarif yang lebih rendah dibandingkan banyak negara lain tersebut. Sehingga ekspor yang sudah berjalan double digit di paruh pertama (2025) pertumbuhannya ke Amerika itu kita harapkan bisa berlanjut di paruh kedua 2025 ini," tuturnya.

Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memang tak sampai 5 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia cuma mampu tumbuh 4,87 persen pada kuartal I 2025.

Di lain sisi, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menjelaskan pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Roro mengklaim ada banyak cara untuk mencapai target tersebut.

Roro mengajak semua sektor terlibat demi menghasilkan output yang sesuai target. Misalnya, mencari opsi pasar ekspor selain Amerika Serikat.

"Agar perluasan pasar bisa menjadi alternatif pasar untuk Indonesia, barang-barang kita. Misalnya, yang tadinya ekspor ke Amerika, mereka bisa coba cari alternatif lain ketika mereka merasa mungkin AS bukan pasar untuk saya lagi," jelasnya.

Wamendag Roro menyebut contoh-contoh pasar lain salah satunya adalah Uni Eropa (UE). Ia mengklaim Indonesia juga tengah berupaya membuka akses pasar non-konvensional, seperti Selandia Baru sampai Afrika.

BERITA TERKAIT :
Prabowo Lobi AS, Donald Trump Langsung Puja-Puji Indonesia