RN - Kejutan yang disebut Puan Maharani akhirnya terjawab. Ternyata, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menetapkan posisi Sekjen partai periode 2025-2030.
Megawati kembali menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP. Posisi Hasto sebagai sekjen bisa membuat panik para kroni Jokowi.
Sebab, Hasto kabarnya memiliki banyak info soal sepak terjang para pendukung Jokowi.
BERITA TERKAIT :Gibran Cueki AHY, Jangan-Jangan Wapres Cemburu Dengan Ketum Demokrat Yang Dekat Dengan Prabowo?
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira membenarkan kalau Hasto sudah diplot menjadi sekjen. "Sudah diputuskan Ketum, pelantikan," kata Andreas.
Ketua DPP PDIP bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Ganjar Pranowo juga membenarkan Megawati telah melantik Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP lagi. "Sudah," ujar Ganjar dihubungi terpisah.
Megawati sebelumnya merangkap sebagai Sekjen PDIP berdasarkan keputusan Kongres partai di Bali. Saat kongres berlangsung, Hasto Kristiyanto baru saja mendapatkan amnesti dari Presiden Prabowo Subianto dalam kasus suap Harun Masiku.
Diketahui, hubungan Hasto dengan Jokowi panas usai pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Sebelum ditahan, Hasto sempat teriak soal mimpi Jokowi ingin tiga periode menjadi Presiden.
Sementara pengamat politik Adib Miftahul mengatakan terpilihnya Hasto bisa membuat Jokowi dan para loyalisnya panik. "Pastinya Jokowi Cs bisa pusing. Karena Hasto banyak pegang kartu Jokowi," tegasnya.
Hasto kata dia, akan membongkar borok kota pandora yang selama ini dia simpan. "Pastilah Hasto akan bangkit, kita tunggu saja," terangnya.
Bahkan, Juru bicara (jubir) PDIP Guntur Romli sebelumnya juga menyebut adanya kepanikan karena Hasto membawa-bawa sosok tiga periode setelah ditetapkan sebagai tersangka KPK. Menurut Guntur, KPK saat ini adalah orang-orang pilihan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau bahasa Jawanya nabok nyilih tangan, menampar pakai tangan orang lain. Pimpinan KPK saat ini proses seleksi dan pemilihan di era siapa? Petinggi-petinggi negara, khususnya penegak hukum, siapa yang memilih dan mengangkat? Pengaruh Jokowi masih sangat kuat," kata Guntur, Jumat (27/12/2024).
