RN - Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta disorot. Adalah Jaringan Relawan Indonesia untuk Pendidikan Nasional (Jari Pena) yang teriak soal lemabaga donor darah tersebut.
Jari Pena mendesak Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, untuk menghentikan adanya sumbangan Bulan Dana PMI di sekolah-sekolah ibukota.
Ketua Umum Jari Pena, Zasqia, menilai praktik yang berlangsung selama ini tidak hanya membebani siswa dan orang tua, tetapi juga sarat persoalan transparansi.
BERITA TERKAIT :Ketua PMI DKI Beky Mardani Dicap Lemah Bin Letoy, Benarkah Ada Brutus Membidik Ketua Kota?
“Sekolah seharusnya menjadi ruang pendidikan, bukan tempat untuk sumbangan. Apalagi di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang semakin berat, kebijakan seperti ini justru menambah tekanan bagi keluarga kurang mampu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (14/9/2025).
Zasqia menyebut, sumbangan Bulan Dana PMI semestinya bersifat sukarela, namun di lapangan diduga ada jumlah tertentu yang harus dibayarkan.
“Informasi yang kami terima, ada persoalan dugaan fee yang disinyalir mengalir ke dinas maupun sudin pendidikan dari hasil pengumpulan dana. Kalau benar terjadi, ini jelas penyimpangan serius yang merugikan siswa dan dunia pendidikan,” tegasnya.
Jari Pena juga mendesak dan meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap pengelolaan dana Bulan Dana PMI di DKI Jakarta.
“Audit ini penting agar publik mengetahui apakah dana yang dihimpun benar-benar dikelola sesuai mandat kemanusiaan,” kata Zasqia.
Menurut Jari Pena, ada tiga alasan mendasar mengapa mekanisme pengutipan dana PMI di sekolah harus dihentikan. Pertama, banyak orang tua murid yang masih kesulitan ekonomi.
Kedua, pemungutan dengan jumlah tertentu bertentangan dengan asas kesukarelaan. Ketiga, sekolah seharusnya fokus pada peningkatan mutu pendidikan, bukan menjadi perpanjangan tangan pemungut dana.
“PMI bisa menggalang dana dengan cara-cara lain yang lebih modern, transparan, dan tidak menekan siswa” tegas Zasqia.
Seperti diberitakan, Ketua PMI DKI Jakarta, Beky Mardani mengaku dirinya baru terpilih sebagai Ketua PMI DKI Jakarta pada Juli 2025. Dan PMI DKI Jakarta masa Bakti 2025–2030 resmi dilantik di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (10/9).
Pelantikan dan pengukuhan dilakukan oleh Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla dan dihadiri Gubernur Pramono Anung.
Usai pelantikan, Ketua Pengurus Provinsi PMI DKI Jakarta, Mardani Bin Haji Nasir atau Beky Mardani menyampaikan, stok darah di Jakarta saat ini masih aman.
Setiap harinya, Jakarta membutuhkan sekitar 1.000 hingga 2.000 kantong darah yang didapatkan dari masyarakat pendonor.
"Pendonor-pendonor datang dari berbagai kelompok masyarakat misal organisasi, komunitas, perusahaan bahkan juga kelompok-kelompok agama. Mereka-mereka inilah yang bersama-sama memasok kebutuhan darah Jakarta," ujar Beky..
