Jumat,  29 March 2024

Suap Mobil Camry di Pilkada Kerawang Yang Bikin Mahfud Meradang

NS/RN
Suap Mobil Camry di Pilkada Kerawang Yang Bikin Mahfud Meradang

RADAR NONSTOP - Mahfud Md meradang. Dia dituduh telah menerima suap mobil mewah jenis Camry.

Rasa kesal Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu diluapkan ke kantor polisi. Jumat (1/3), Mahfud datang ke Mapolres Klaten.

"Laporan terkait hoaks yang menyangkut saya. Dan ini, bagi saya, yang begini-begini ini tidak bisa dibiarin," ucap Mahfud sebelum memasuki kantor polisi itu pada Jumat (1/3/2019).

BERITA TERKAIT :
Jubir: Mahfud Teruji Hidup Merakyat, Pernah Kos Area Kuburan
Pengetesan Masalah, Bos Besar Toyota Minta Maaf

Setelah beberapa saat berada di dalam kantor polisi, Mahfud menjelaskan tentang laporannya. Dia mengaku melaporkan akun Twitter @KakekKampret_ karena merasa dihina atas tuduhan menerima suap sebuah mobil Toyota Camry.

Akun Twitter itu bercuit dengan menanyakan apakah mobil Camry bernomor polisi B-1-MMD milik Mahfud merupakan hasil setoran dari seorang pengusaha besi di Karawang. Pengusaha itu disebut merupakan calon bupati dari PDI Perjuangan.

Meski cuitan itu berbentuk pertanyaan, Mahfud menilai hal itu adalah hinaan baginya. Hal itu dia anggap merupakan pelanggaran UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE).

"Dalam kalimat itu bertanya, tapi ini nistaan. Sama dengan saya bertanya kamu berzina dengan ibumu apa benar? Itu kenistaan meskipun pertanyaan. Mengapa tidak berzina dengan mertuamu saja? Itu kan hinaan," ujar Mahfud.

Dalam perjalanan menuju Polres Klaten, Mahfud juga sempat mengunggah beberapa cuitan yang mengatakan dia akan melaporkan akun itu ke polisi. Akun tersebut kemudian sudah nonaktif.

"Kalau anda ikut follower saya, Anda tahu saya dikritik hampir setiap hari, tapi saya diam. Tapi ini hinaan, kalau kaya gini ini terkait harga diri saya. Saya itu pejuang antikorupsi, masa saya menerima setoran begitu," kata Mahfud.

Mahfud kemudian mengatakan membeli mobil itu secara tunai. Dia membeli mobil itu saat menjelang masa pensiun di MK.

"Saya beli mobil itu tahun 2013, tiga hari sebelum saya pensiun dari MK, karena mobil saya akan ditarik oleh negara. Saya tarik uang saya untuk membeli mobil cash. Kenapa dikaitkan dengan pilbup yang terjadi tahun 2015, tidak ada hubungannya," ujar Mahfud.