Kamis,  25 April 2024

PKS Sabar Ya, Pilpres Lebih Penting daripada Pilwagub

RN/CR
PKS Sabar Ya, Pilpres Lebih Penting daripada Pilwagub
Prasetyo Edi Marsudi dan Mohamad Taufik -Net

RADAR NONSTOP - Partai Keadilan Sejahtera diharapkan banyak berdoa, istigfar dan sabar. Jangan cuma mengejar nafsu cepat - cepat menduduki kursi bekas Sandiaga Uno.

Sebab, masih banyak pekerjaan yang lebih penting daripada terus menerus membicarakan kursi Wagub DKI Jakarta, diantaranya Pilpres 2019. Saat ini seluruh anggota dewan yang berkantor di Kebon Sirih tengah konsentrasi memenangi Pileg dan Pilpres, kecuali mungkin saja PKS (cuma mengejar kursi wagub).

“PKS harap sabar, ini tahun - tahun politik. Kita tahu semua, partai-partai sedang sibuk mengusung calon presiden. Lalu, banyak juga anggota dewan yang mencalonkan lagi dalam pemilihan legislatif. Jadi tidak semudah itu," kata Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi di Kebon Sirih, belum lama ini.

BERITA TERKAIT :
Pembatasan Mobil Pribadi Muncul Lagi, Ide Basi Hapus Kemacetan Jakarta
Gaduh Fasos Fasum, DPRD DKI Sebut Pengembang Perumahan Jelambar CV Harapan Baru? 

Begitu pun jika tanggal pelaksanaan rapat paripurna sudah ditetapkan dan tata tertib pemilihan sudah tersusun, tidak serta merta rapat paripurna langsung digelar untuk memilih. Pasalnya, Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu, dua calon wagub yang diusulkan PKS, akan lebih dulu diminta menyampaikan visi dan misi mereka.

"Di situ akan terlihat, apakah visi mereka sama dengan visi misi Anies dan Sandiaga. Di situ akan terlihat, siapa orang yang akan terpilih. Maka itu saya bilang, PKS dan Gerindra harus kerja keras. Cobalah 106 anggota dewan diajak ngobrol," ujar Prasetio.

Pendapat senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik. Ia menilai terlalu tinggi harapan Fraksi PKS agar proses pemilihan wakil gubernur dapat selesai dalam waktu dua pekan.

Pasalnya, masih ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam proses tersebut sebelum DPRD menggelar rapat paripurna.

"Karena tahapan ada tiga. Kita tunggu dulu rapat dari Bamus untuk penentuan tanggal, lalu rapat pemilihan panitia pemilihan, dan terakhir rapat penyusunan tata tertib (tatib) pemilihan. Setelah tiga hal ini, nanti PKS dan Gerindra akan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya," kata Taufik yang juga menjabat Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta.

Permasalahan yang harus dihadapi PKS dan Gerindra agar target itu tercapai, lanjutnya, ialah bagaimana menghadirkan lebih dari 86 anggota dewan agar memenuhi kuorum rapat paripurna.

Setelah itu, lanjut Taufik, bagaimana ke-86 anggota dewan itu bisa menyetujui calon wagub usulan PKS dan Gerindra tersebut, dan kemudian sepakat untuk memilih satu di antara dua calon tersebut.

Apalagi, sambung Taufik, ia mendengar sudah ada selentingan adanya fraksi yang menolak calon wagub usungan mereka itu.

Nafsu PKS

Sementara itu, Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta memandang masih ada peluang proses pemilihan itu dapat tuntas dalam waktu dua pekan ini.

"Kami memandang masalah calon wagub ini dengan optimistis. Karena setelah surat itu ditandatangani dua partai pengusung, artinya PKS dan Gerindra sudah mantap menetapkan dua nama calon wagub tersebut. Tinggal mengegolkannya. Saya punya pandangan, dalam dua pekan sudah selesai," kata Achmad Yani, Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta yang juga menjabat Ketua Komisi Kebijakan Majelis Pertimbangan Wilayah PKS.

#PKS   #Wagub   #DPRD