Jumat,  26 April 2024

Petruk Kebelet Dadi Rojo

Santoso Minta DPP PAW Dewan Tak Hadiri Paripurna?

RN/CR
Santoso Minta DPP PAW Dewan Tak Hadiri Paripurna?

RADAR NONSTOP - Drama Petruk Kebelet Dadi Rojo atawa JONGOS pengen gusur MAJIKAN yang sedang berlangsung di internal Partai Demokrat DKI Jakarta makin seru saja.

Petruk atawa sang JONGOS yang kebetulan saat ini sedang memegang tongkat komando pun jadi ‘GILA’. Semua orang disalahkan dan dijadikan objek dari luapan emosi dan rasa malu karena cita - cita menggulung sang majikan, demi membalaskan dendam terasa makin sulit terlaksana.

Tiga kali usaha menggelar paripurna gagal total. Bubar dikarenakan minimnya kehadiran anggota dewan alias tak memenuhi kuorum sebagaimana digariskan aturan.

BERITA TERKAIT :
Bang Zaki Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Paluta ke Demokrat
Sowan Ke SBY, Prabowo Gak Bicara Kursi Menteri Di Cikeas? 

Akal bulus Petruk pun mulai berjalan, mumpung tampuk kekuasaan tertinggi di DPD Partai Demokrat DKI Jakarta sedang dalam genggaman, kapan lagi dipergunakan untuk sewenang - wenang. Biar semuanya paham dan merasakan, rasanya ditindas tangan kekuasaan. 

“Mungkin saja dia sudah berpikir, kini aku adalah orang nomor satu di Jakarta, bukan lagi Kelas Karang Taruna. Saatnya membalaskan apa yang kurasakan ketika menjadi JONGOS 10 tahun yang silam,” ungkap anggota DPRD DKI Jakarta saat berbincang dengan awak media perihal surat panggilan klarifikasi dari DPD Partai Demokrat DKI Jakarta karena tidak hadir di Sidang Paripurna pemberhentian dan pengangkatan wakil ketua DPRD yang sudah tiga kali menemui kegagalan.

“Ia nih ada surat panggilan berbau ancaman, sebab kemarin tidak hadir di Paripurna, sebab lagi sosialisasi dan ketemu masyarakat, Pemilu 2019 kan tinggal hitungan hari, kalau tidak rajin turun ke bawah bagaimana nanti nasib Demokrat”, ujar sumber dengan nada bertanya.

Dulu, saat tampuk pimpinan Partai Demokrat DKI Jakarta ditangan Ferrial Sofyan, saat - saat seperti ini kita selalu ditekankan untuk terus menerus turun ke masyarakat, begitu juga di masa Pak Nachrowi Ramli. 

“Disaat - saat seperti sekarang ini, ketua - ketua terdahulu selalu berusaha memberikan kenyamanan dan selalu mengusahakan agar internal kondusif. Agar kader, pengurus dan Caleg konsen menggarap konstituen. Namun yang sekarang ini di masa seperti ini justru suasana dibuat keruh dan panas,” imbuhnya.

“Karena Sidang Paripurna tidak kuorum kami semua anggota fraksi disalahkan, kami dituding sebagai biang kerok ketidakhadiran anggota - anggota dari partai lain, kehadiran cuma 29 anggota jauh dari 2/3, kami diancam akan di PAW, dituding sebagai provokator mangkirnya anggota dewan, padahal awak mah bisa apah, lagian kalau bisa menggerakkan kader - kader partai lain berarti kami lebih layak dong jadi ketua DPD, mikir pakai akal sehat dong ah, jangan NAFSU terus yang DIGEDEIN,” tutur dewan yang sudah 3 periode berkantor di Kebon Sirih ini seraya menyudahi perbincangan.