Kamis,  28 March 2024

Dunia Disalahkan

Janji 7 Persen Pertumbuhan Ekonomi Jokowi Tak Terealisasi

RN/CR
 Janji 7 Persen Pertumbuhan Ekonomi Jokowi Tak  Terealisasi
-Net

RADAR NONSTOP - Janji Capres 01, Jokowi pada Pilpres 2014 silam, pertumbuhan ekonomi 7 persen tak terealisasi. Hal ini diakui oleh anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) petahana.

“Jokowi gagal merealisasikan janji politiknya pada Pilpres 2014,” ujar Rama Pratama (mantan politisi PKS) dalam diskusi Iluni UI di Jakarta, Kamis (11/4/2019).

Namun, bukan politisi apalagi jika sudah bergabung dengan TKN, jika tidak bisa mencari kambing hitam untuk disalahkan. Kali ini yang disalahkan adalah dunia, penyebab kegagalan Jokowi menunaikan janjinya.

BERITA TERKAIT :
Aroma Lengserkan Airlangga Makin Kenceng, Golkar Tetap Gelar Munas Bulan Desember 
Isu Jokowi Dan Gibran Rebut Ketua Umum Golkar, Hasto Warning Beringin Agar Tak Senasib PDIP

Kegagalan Jokowi disebut - sebut lantaran melambatnya ekonomi global. "IMF dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global ini suram, darkening skies (semakin gelap). Di mana Amerika, Eropa melambat, bahkan China melambat. Ini juga menjelaskan kenapa ekspor kita stagnan. Karena, globalnya juga melambat," jelas Rama.

Dengan kondisi suram seperti itu, kata mantan anggota DPR asal PKS ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5%, merupakan hal yang positif. "Banyak lembaga internasional memproyeksikan Indonesia akan terus tumbuh positif yaitu 5,2-5,3 persen pada 2021. Dengan situasi global yang suram begitu, Indonesia masih bisa jaga pertumbuhan. Itu artinya ada effort (usaha)," tutur mantan Badan Supervisi Bank Indonesia (BI) ini.

Dengan capaian tersebut, Rama menyebut kinerja pemerintah masih sesuai rencana (on track) secara makro."Persoalannya bukan (tidak mencapai) 7 persen, tapi memang programnya itu untuk dua periode, jadi harus dua periode," kilahnya.

Sementara itu, Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Arie Mufti menilai, pertumbuhan ekonomi 7% yang pernah dijanjikan Jokowi, jelas sudah gagal.

Padahal, Indonesia perlu pertumbuhan ekonomi hingga 7% agar bebas dari jebakan negara berpendapatan menengah alias middle income trap. "Masalahnya bukan di janji tapi memang Pak Jokowi tidak mampu," kata Arief.