Rabu,  08 May 2024

Ini Komentar Bambang Widjojanto Soal Quick Count Pemilu 2019

RICK/BUD
Ini Komentar Bambang Widjojanto Soal Quick Count Pemilu 2019
Mantan anggota KPK Bambang Widjojanto saat memantau hitung suara Pemilu 2019 di Bekasi Timu (Foto: Ricky Jelly)

RADAR NONSTOP - Mantan anggota KPK Bambang Widjojanto angkat bicara soal quick count usai meninjau ke gudang logistik KPU Kota Bekasi, juga tempat penghitungan suara.

"Sekarang tidak dijelaskan, apakah itu independen apa enggak, sebanyak apa independennya itu menjaga akuntabilitas dan kualitas," kata Bambang di Bekasi Timur.

Bambang mengatakan, kalau ngambil dari kantong-kantong suara (paslon tertentu) itu jelas bisa langsung menang, itu tidak jujur, datanya gak pernah dibuka (dari TPS mana saja ambil sampel-red).

"Sekarang bagaimana kita meyakinkan diri bahwa pengambilan data TPS itu secara jujur dan merata. Real count unggul, pembenaran hasil quick count? Bisa aja begitu, tapi kan tetap harus dibuka, karena ditakutkan ada ketidakjujuran bahwa sebagian penyelenggara quick count itu adalah konsultan politik, yang kita jaga kan dari kecurangannya," ungkap Bambang.

Ia menjelaskan, jangan lupa, quick count sebelumnya diawali dengan survei. Hampir sebagian survei itu tidak sebanding dengan quick count.

"Contoh waktu pemilihan Gubernur Jawa Barat yang namanya Hasanudin Anton dan Sudrajat Syaikhu itu surveinya di bawah 10 persen semua. Hasilnya apa, Anton Charliyan dan Hasanudin dapat 12 persen, tadinya cuma enam persen jadi 200 persen kesalahannya, Sudrajat Syaikhu lebih gila lagi cuma 8 persen pada survei pada quick count hampir 28 juta, hampir 400 persen perbedaannya," bebernya.

Artinya ada proses manipulasi, kata Bambang, jadi proses mendowngrade dalam survei sudah terjadi. Dan itu dilakukan oleh konsultan politik yang melakukan quick count.

"Kasus PKS? Ya sama, perolehannya mendekati 9 persen, lewat survey di bawah 4 persen, tidak lolos ambang batas untuk parlemen. Itu kan berarti 250 persen kesalahannya, anda masih percaya dengan lembaga seperti itu," ujarnya.

Maka lanjut dia, sekarang anggaran lembaga survei sebagai refresentasi suara dipertanyakan. Karena ketidakjujuran, dari awal sudah tidak jujur, pertama tidak pernah membuka uangnya dari mana.

"Tapi kalau saya sekarang melihat militansi yang mengawal demokrasi dan menyelamatkan pemilu adalah emak-emak," ungkap kepada para awak media di lokasi penghitungan suara Bekasi Timur Kota Bekasi. 

BERITA TERKAIT :