Sabtu,  20 April 2024

Macet Oh Macet... Jakarta Rugi Rp 100 Triliun Dalam Setahun

NS/RN
Macet Oh Macet... Jakarta Rugi Rp 100 Triliun Dalam Setahun

RADAR NONSTOP - Jakarta memang ibukota sibuk. Denyut warganya bisa dibilang terus berjalan 24 jam. 

Jika pagi, sore dan malam pastilah Jakarta macet. Gelombang manusia dari pinggiran seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi masuk ke ibukota. 

Ternyata kemacetan membuat Jakarta berpotensi rugi hingga Rp 100 triliun per tahun. Lalu apa solusinya? 

BERITA TERKAIT :
Jakarta Macet Lagi, Warga: Kite Setres Lagi Aja 
80 Persen Belum Masuk Merak, Pemudik Jakarta Yang Ke Sumatera Saling Tunggu 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pentingnya pemerintah membangun transportasi massal di kota dengan mobilitas masyarakat tinggi, seperti Jakarta. Budi mengatakan transportasi massal yang tidak maksimal berpotensi membuat Jakarta rugi triliunan rupiah.

"Dalam angka kuantitatif, walaupun belum terlalu dipercaya oleh masyarakat, kerugian Jakarta bisa mencapai Rp 100 triliun selama 1 tahun kalau tidak diberdayakan (transportasi massal)," ujar Budi Karya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat, 26 April 2019.

Kerugian itu berasal dari hitung-hitungan yang muasalnya dari kemacetan. Menurut Budi Karya, salah satu antisipasi pemerintah mengurangi kemacetan yang belakangan dicatat sebagai prestasi adalah pembangunan kereta ringan atau LRT dan moda raya terpadu atau MRT.

Mantan Bos Ancol ini nilai investasi MRT yang mencapai Rp 1 triliun tergolong murah bila dibandingkan dengan angka potensi kerugian yang akan ditopang pemerintah.

Budi Karya lantas memuji Pemerintah DKI yang berani menggarap dua proyek transportasi besar bersama pemerintah pusat.

"Oke, LRT sudah diinisiasi oleh DKI. MRT sudah kita buat. Tapi kita harus berikan pelajaran memberikan pengertian ke masyarakat sudah saatnya kita melakukan suatu upaya," ujar eks Dirut Angkasa Pura II ini. 

Data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta tahun 2015 jumlah kendaraan roda dua (motor) dan sebanyak 13,9 juta dan jumlah kendaraan roda empat atau mobil 3,5 juta kendaraan.

Atinya jumlah kendaraan yang ada melebihi penduduk Jakarta yang sebesar 10,1 juta jiwa. Angka tersebut pasti meningkat, mengingat data tersebut adalah data 2015.