Jumat,  19 April 2024

Eks Komandan Korps Marinir

Pemilu 2019 Lebih Zalim dari Orde Baru, Bangkit Melawan Atau Punah

RN/CR
Pemilu 2019 Lebih Zalim dari Orde Baru, Bangkit Melawan Atau Punah
-Net

RADAR NONSTOP - Pemilu 2019 lebih zalim dari orde baru. Penuh kecurangan dan tidak bermartabat. Pilihannya bangkit melawan atau punah.

Begitu bunyi orasi mantan Komandan Korps Marinir purnawirawan Letjen (Mar) Suharto saat menyampaikan orasi di depan kantor Bawaslu RI, Jakarta.

Sebagai pensiunan tinggi militer, ia menyatakan, Pemilu kali ini sangat kentara kecurangannya. Berdiri di depan massa, Suharto mengenakan baret ungu di atas kepalanya yang merupakan warna khas Marinir.

BERITA TERKAIT :
Pencalonan Gibran Digugat Di MK, Bos Bawaslu Pasang Badan?
Tambun Bekasi Kusut, Pleno KPU Jawa Barat Mandek, Dampak Bawaslu Memble 

Mantan Komandan Korps Marinir Letnan Jenderal TNI Mar (Purnawirawan) Suharto berorasi pada aksi di depan Bawaslu, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (21/05/2019).

"Pemilu sekarang ini, pemilu yang paling curang. Paling tidak bermartabat," kata Suharto di atas mobil komando ketika menyampaikan orasi, Senin (21/5/2019).

Suharto mengajak, para pendukung pasangan Prabowo - Sandi melawan kecurangan. Di sisi lain, ia meminta, aparat keamanan TNI dan Polri sebagai alat negara, bukan alat pemerintah.

Sudah lama Suharto pensiun, yakni di tahun 1999. Namun, sepanjang yang diketahuinya, ia menyebut, pemilu serentak tahun ini jauh lebih zalim ketimbang rezim Orde Baru. "Sekarang ini jauh lebih zalim," kata dia.

"Lawan.. lawan. Lawan," seru Suharto menambahkan.

Menurut Suharto, musuh terbesar saat ini adalah melawan invasi China ke Indonesia, kepolisian yang melanggar sumpah dan bahaya ideologi komunisme.

"Ingat kalau lepas 2019 ini, maka tahun 2024, 2029 dan seterusnya kita menjadi jongos di republik ini. Oleh karenannya ada dua pilihan bangkit atau punah," tegasnya.