Jumat,  29 March 2024

Digigit Ular dan Numbuh Gigi Saat Lahir, Inilah Kisah Ustadz Arifin Ilham 

NS/RN/CR
Digigit Ular dan Numbuh Gigi Saat Lahir, Inilah Kisah Ustadz Arifin Ilham 
Ribuan jamaah antar Ustadz Arifin Ilham ke pemakaman.

RADAR NONSTOP - Ribuan jamaah mengantarkan jenazah KH Muhammad Arifin Ilham. Ustadz kondang itu di makamkan di halaman Pondok Pesantren Az-Zikra, Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/5).

Ustadz Aririn Ilham lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969. Ia  adalah anak kedua dari lima bersaudara, dan dia satu-satunya anak lelaki.

Ayah Arifin Ilham masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

BERITA TERKAIT :
Petugas TPS Yang Wafat 90 Orang, Yang Dapat Santunan Cuma 20 Petugas
Istri HRS Dimakamkan Di Megamendung Bogor, Ucapan Duka Cita Untuk Syarifah Fadhlun Yahya

Ibunya yang bernama Nurhayati mengatakan bahwa saat hamil anak keduanya itu, ia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berbeda dengan keempat putrinya, saat dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif.

Tendangan kakinya pun sangat kuat, sehingga sang ibu sering meringis menahan rasa sakit.  “Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.

Kunikan lainnya adalah dalam usai setahun sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa berbicara.

Arifin Ilham sempat bercerita saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, ia itu orangnya itu babal. Ia baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kenang Arifin.

Dalam biografi Ustadz Arifin Ilham diketahui bahwa saat bersekolah di SD Muhammadiyah, ia hanya bersekolah disana sampai kelas 3 dan dikeluarkan karena berkelahi melawan teman sekelasnya.

Masalahnya, dia tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diganggu oleh teman sekelasnya yang berbadan cukup besar.

Ia kalah berkelahi karena lawannya jagoan karate. Wajahnya babak belur dan bibirnya sobek. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya, ia kemudian dipindahkan ke SD Rajawali.

Digigit Ular

Ternyata Ustadz Arifin Ilham adalah penyayang binatang. Di rumah ibu angkatnya di Jakarta, ia banyak memelihara binatamg, antara lain burung hantu, kera, dan ayam kate. Awal April 1997, ia diberi seekor ular hasil tangkapan warga kampung yang ditemukan di semak belukar.

Karena kurang hati-hati ustadz kondang ini pernah digigit binatang melata. Namun, ia tidak menyadari kalau dirinya keracunan. Sewaktu dalam perjalanan dengan mengendari mobil, ia pun merasakan sesuatu yang tidak biasa, tubuhnya terasa panas, meradang, dan membiru.

Alhasil, para dokter di beberapa rumah sakit tersebut memvonis, umurnya tinggal satu persen. Karena sulitnya mendapatkan pertolongan selama 11 jam, keadaannya makin gawat. Detak jantungnya melemah.

Melihat kondisi anak angkatnya yang makin parah, Ny Cut mencoba mendatangi RS Saint Carolus (Jakarta Pusat). Alhmadulilah pihak rumah sakit menerimanya. Arifin Ilham langsung ditempatkan di ruang ICU.

Dengan pertolongan Allah, setelah satu bulan lima hari pihak rumah sakit menyatakan ia telah melewati masa kritis dan memasuki masa penyembuhan. Walaupun kondisinya telah jauh lebih baik, Arifin Ilham mengalami perubahan pada suaranya.

Menurut analisa dokter, hal ini disebabkan oleh pemasangan beberapa selang sekaligus dalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama.

Tapi tidak ada yang mengetahui rencana Allah, justru dengan suaranya itu, Arifin Ilham menjadi lebih mudah dikenal para jamaah hanya dengan mendengar suaranya.

Seperti diceritakan Arifin Ilham, selama masa kritis, ia mendapatkan pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Di alam bawah sadarnya ia merasa berada di sebuah kampung yang sangat sunyi dan sepi. Setelah berjalan-jalan sekeliling kampung, ditemuinya sebuah masjid, yang kemudian dimasukinya.

Di dalam masjid ternyata sudah menunggu tiga shaf jamaah dengan mengenakan pakaian putih. Salah satu jamaah kemudian memintanya memimpin mereka berzikir, mengingat Allah SWT.

Keesokan harinya ia kembali bermimpi. Hanya saja sedikit berbeda. Kali ini ia merasa berada di tengah kampung yang penduduknya berlarian ketakutan karena kedatangan beberapa orang yang dianggap sebagai jelmaan setan.

Melihat kehadirannya, para penduduk pun berteriak dan meminta dirinya menjadi penolong mereka mengusir setan-setan tersebut. Hari berikutnya ia kembali bermimpi.

Kali ini ia diminta oleh seorang bapak untuk mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar permintaan bapak tersebut, Arifin Ilham bergegas, tapi Allah berkehendak lain.

Istrinya ternyata telah meninggal sebelum sempat ditolong Arifin Ilham. Berbekal pengalaman-pengalaman gaib yang ia alami, Arifin Ilham pun memantapkan hatinya untuk menjadi pengingat manusia agar tidak lupa berzikir.

Dalam kesehariannya, Ustadz Arifin Ilham diketahui terbiasa bangun shalat tahajud tiap pukul tiga pagi hingga subuh. Sekalipun ia tidur hanya sekitar tiga jam, tapi saat berada di kendaraan menuju tempat acara zikir ia menyempatkan diri untuk tidur di mobil.

Setiap acara zikir yang dipimpinnya selalu dipadati jamaah dari berbagai kalangan dan status. Minimal, pemandangan ini tampak ketika ia memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa di Perumahan Mampang Indah II, Depok.

Ribuan Jamaah

Pendiri majelis dzikir Az-Zikra menderita penyakit kanker kelenjar getah bening. Dia beberapa kali masuk rumah sakit karena penyakit kankernya di Rumah Sakit di Malaysia.

Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia di rumah sakiit Penang, malaysia pada tanggal 22 Mei 2019 pada pukul 23.20 waktu Malaysia.

Sebelum meninggal, Ustadz Arifin Ilham sempat menuliskan wasiat yang menyebutkan bahwa ketika wafat, ia ingin dimakamkan di dekat sebuah masjid di wilyah Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat serta ingin dishalatkan sebanyak dua kali di dua masjid yang berbeda.

Ribuan jamaah dan santri menyambut jenazah sang ustadz. Mereka berebut ingin menggotong keranda jenazah. “Ustadz akan saya antar kau ke makam,” teriak para jemaah.

Selamat jalan wahai ustadz. Semoga enggkau bahagia bertemu Allah. Arifin meninggalkan tiga istri dan tujuh anak.