Jumat,  19 April 2024

Ustadz Baequni Dan Emil Bertemu

Simbol Mata Dajal di Masjid KM 88 Tol Cipularang Dipasang Kontraktor Jasa Marga

NS/RN/CR
Simbol Mata Dajal di Masjid KM 88 Tol Cipularang Dipasang Kontraktor Jasa Marga
Masjid Al-Safar yang kontroversi.

RADAR NONSTOP - Masjid Al-Safar menuai pro kontra. Ada yang menyebut kalau disain itu sebagai simbol mata dajal. 

Terletak tempat istirahat (rest area) KM 88 B Jalan Tol Cipularang, masjid itu adalah hasil disain arsitek yang juga Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Sebagian orang yang percaya kalau masjid itu adalah simbol mata dajal atau illuminati. Tapi, ada juga yang tidak percaya karena disain itu hanya sebuah bangunan. 

BERITA TERKAIT :
Masjid Al Jabbar Banyak Pungli, Jamaah: Masjid Kok Jadi Bisnis 
Tarawih 23 Rakaat Cuma Tujuh Menit, Gaet Anak Muda Untuk Masuk Masjid 

Ustadz Rahmat Baequni akhirnya dipertemukan dengan Ridwan Kamil Majelis oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar di Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Kota Bandung, Senin (10/6). 

Menurut Baequni, Illuminati dalam masjid Al Safar tecermin dari sejumlah bentuk bangunan segitiga di masjid tersebut. Termasuk bentuk segitiga di bagian mihrab. Illuminati sendiri merujuk pada gerakan oleh orang Yahudi dengan tujuan tertentu. 

Kang Emil sapaan Ridwan Kamil menilai ada salah persepsi. Dia mengaki, dirinya tidak pernah berniat membangun masjid berbentuk segitiga dengan simbol-simbol yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Sementara ornamen berbentuk bulat yang digantungkan di mihrab tersebut, yang kemudian dituding sebagai simbol mata Dajal, Emil mengatakan bukan dirinya yang mendesain atau memasangnya.

Ia menyebut pihak kontraktor dari Jasa Marga yang memasangnya setelah masjid rampung.

"Saya klarifikasi, desain saya tidak pakai lingkaran (bagian mihrab) karena proyeknya mangkrak oleh Jasa Marga. Pas saya datang, saya lihat sudah begitu. Saya tanya kenapa ada lingkaran, 'oh itu ada kreasi dari kontraktornya'. Di gambar saya tidak ada," ucapnya.

Emil mengaku tidak ada niatan dalam dirinya sengaja menambahkan unsur-unsur Illuminati yang ditudingkan. Bahkan, ia membawa orang tuanya agar menjadi saksi saat memberikan keterangan dalam diskusi yang dihadiri jemaat tersebut.

"Saya menceritakan apa adanya, demi Allah ada ibu saya di sini, buat apa saya berbohong. Nanti tanya ke Jasa Marganya," ujar Emil.

Baequni juga membantah pesannya soal simbol illuminati pada masjid Al Safar itu disampaikan untuk menyerang Ridwan Kamil.

"Tidak sama sekali, demi Allah sama sekali saya tidak berniat untuk menjatuhkan siapapun apalagi Pak Ridwan Kamil. Tadi, saya sampaikan pada beliau, kita akan terbuka, dan saya juga terbuka kepada siapapun. Ada muncul kalau beliau keturunan dajjal itu fitnah. Coba lihat dalam ceramah saya ada tidak kata-kata saya dalam ceramah itu," kata Baequni.

Selama ini Baequni mengklaim sudah membahas berbagai simbol serupa yang ada di berbagai masjid, bukan hanya Masjid Al Safar. Oleh karena itu, kata dia, pembahasan terhadap bentuk masjid kali ini tidak ada hubungannya dengan menyudutkan seseorang termasuk Ridwan Kamil.

"Saya hanya menyampaikan bahwa ada sistem pemerintahan yang dibuat oleh mereka, yang dibahas dalam sistem ini akan jadi jebakan bagi siapapun, bagi saya juga, bisa siapapun, termasuk Pak Ridwan Kamil. Maka kita sebagai seorang muslim berhati-hati dalam memandang hal itu semua," ujarnya.

Pendakwah yang sering memberi ceramah bertema akhir zaman ini menyampaikan, dakwahnya bertujuan untuk mengingatkan soal ancaman zionisme Yahudi. Bahkan, kata dia, Yahudi akan segera mencapai yang diinginkannya di dunia ini.

"Yang perlu diwaspadai adalah invasi dari ideologi ini masuk dalam berbagai ranah. Salah satunya dalam bentuk arsitektur dan ini tidak akan berhenti sampai mereka (Yahudi) betul-betul berjaya," katanya.