Jumat,  29 March 2024

Bukan Klan Politik Dinasti Banten

Pengamat: Ade Irawan Figur Pemimpin Baru Di Pilkada 2020 Tangsel

Doni
Pengamat: Ade Irawan  Figur Pemimpin Baru Di Pilkada 2020 Tangsel
Ilustrasi

RADAR NONSTOP- Ramainya perbincangan kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada 2020 mendatang, rupanya menarik perhatian para pengamat nasional. Salah satunya pengamat politik Indonesia, Ray Rangkuti.

Pengamat politik Indonesia, itu menilai jika figur calon kandidat tanpa visi, kemauan, pendekatan partisipasi, dan membuang semangat nepotisme, maka akan sulit membangun Tangsel lebih cepat dari yang dibayangkan atau direncanakan. Apalagi, kata Rangkuti, Tangsel diperparah oleh tipisnya semangat anti korupsi dan membangun pemerintahan yang transparan.

"Maka jadilah Kota Tangsel seperti bendungan air yang dapat menghimpun berjuta galon air, tapi airnya dialirkan. Oleh karena itu dibutuhkan figur baru agar dapat mengalirkan air bendungan secara konstan, merata dan lancar,"ungkap Ray Rangkuti.

BERITA TERKAIT :
KPPN Awards, Kebanggaan Kemenkumham Banten Raih Dua Penghargaan Dalam Sehari
JARI’98: Dimyati Natakusumah-Kyai Asep Nafis Imron Pasangan Ideal

Pengamat politik Indonesia, itu menyoroti adanya unsur dinasty politik Banten diduga masih akan ikut ambil bagian meramaikan kontestasi pemilihan Wali Kota Tangsel. Meski unsur dinasti politik Banten disebut-sebut sudah bukan lagi menjadi kriteria pilihan.

"Tangsel butuh pimpinan baru, dan figur itu harus memiliki kriteria diatas rata-rata. Bukan unsur politik dinasti di Banten,"kata Ray Rangkuti kepada Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Grup), Selasa (25/6/2019).

Menurut Rangkuti, perkembangan Tangsel khususnya di Banten kearah kota mercusuar bukanlah suatu hayalan. Sebab, kata dia, dengan adanya pemasukan APBD mencapai Rp 3 trilliun, itu dirasa sangatlah mungkin untuk membangun Tangsel lebih maju.

"Pemasukan APBD Tangsel itu 3 trilliun, sangat mungkin untuk maju kearah kota mercusuar. Figur itu berkriteria anak muda dengan usia maksimal 50 tahun, memiliki pergaulan relasi nasional, peduli anti korupsi, pekerja keras, jujur, memiliki visi kemajuan, pluralis, dialogis,"jelasnya.

Saat disinggung adanya aktivis ICW Ade Irawan ikut kontestasi Pilwalkot Tangsel, Ray Rangkuti menilai tetap akan hadir adanya sosok pemimpin baru untuk menahkodai Tangsel. Namun kriteria itu, kata dia, bukan bagian dari unsur politik di Banten.

"Saya lihat, Ade Irawan masuk dan bagian dari kriteria diatas, kehadiran figurnya kemungkinan akan dapat menarik kelas menengah Tangsel untuk lebih peduli pada masalah Kota Tangsel. Dan yang pasti bukan bagian dari dinasti politik di Banten, terang Ray Rangkuti.