Selasa,  16 April 2024

Sindiran Fadli Zon

Krakatau Steel Ambruk Lantaran Baja Impor Bebas Masuk 

Ninding
Krakatau Steel Ambruk Lantaran Baja Impor Bebas Masuk 

RADAR NONSTOP - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengaku iri dengan Donald Trump. Presiden Amerika Serika itu lebih mengutamakan produksi baja dalam negeri.   

Hal ini berbeda dengan apa ayang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah PT Krakatau Steel.

“Alih-alih menyelamatkan industri baja nasional dan PT Krakatau Steel, kebijakan pemerintah kita justru sering menjadi penyebab terpuruknya bidang ini,” ujarnya kepada Radarnonstop( Rakyat Merdeka Grup), Rabu ( 17/7/19).

BERITA TERKAIT :
Siapa Pengendali Judi Online, Jangan-Jangan Razia Cuma Kedok? 
Target 10 Kursi PPP Jakarta Ambyar, Gerbong Syaiful Rachmat Harus Dibongkar?

Seperti diketahui, sambung Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, selama 6 tahun terakhir tahu PT Krakatau Steel terus menerus merugi. 

Selain karena faktor internal perusahaan, kerugian ini juga disebabkan oleh peraturan pemerintah yang memungkinkan terjadinya impor baja besar-besaran ke Indonesia. 

“Misalnya, bagaimana bisa produk baja nasional kompetitif, jika Pemerintah malah membebaskan bea masuk baja-baja impor? Ini menjelaskan kenapa saat Pemerintah katanya sedang jorjoran membangun infrastruktur, industri logam nasional kita malah terpuruk dan bahkan sedang menuju kebangkrutannya,” tegasnya.

Lebih jauh, legislator yang kerap bersuara lantang di Senayan ini menilai, serbuan baja impor yang terjadi beberapa tahun terakhir merupakan implikasi terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 22/2018 tentang Ketentuan Impor Besi atau Baja, Baja Paduan dan Produk Turunan. 

“Aturan ini, sesudah saya baca kembali, memang ngawur,” imbuhnya.

Walaupun sejak akhir Desember 2018 lalu Pemerintah akhirnya mencabut Permendag No. 22/2018 dan menggantinya dengan Permendag No. 110/2018. Tapi, kerusakannya sudah terlanjur parah. 

Kini, kata dia, baja impor dari Cina telah mendominasi pasar dalam negeri. Harganya memang lebih murah, tapi kualitasnya juga rendah, kalah oleh produk lokal sendiri. 

Masih kata Fadli, kerugian dan ancaman kebangkrutan yang kini dialami PT Krakatau Steel seharusnya dijadikan alarm oleh Pemerintah. 

Menurutnya, Indonesia tak mungkin menjadi negara maju jika industri logam dasar nasional kita gulung tikar. Pemerintah mestinya bisa mengambil pelajaran dari negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, atau Turki, yang memproteksi pasar baja domestiknya dari serbuan produk impor.

“Kalau pemerintahan ini nasionalis dan bukan komprador asing, mereka seharusnya segera menyelamatkan PT Krakatau Steel dan industri baja nasional. Pemerintah seharusnya mendorong konsumsi baja dan semen nasional dalam semua proyek infrastruktur yang sedang dibangun. Ini harus dilakukan demi menyelamatkan industri strategis kita,” pungkasnya.