Jumat,  29 March 2024

Nunung Melengkapi Kasus Narkoba di Srimulat

NS/RN
Nunung Melengkapi Kasus Narkoba di Srimulat

RADAR NONSTOP - Narkoba memang tidak kenal kelas dan umur. Siapa saja bisa terjerat barang haram itu. 

Pelawak Tri Retno Prayudati alias Nunung bersama suaminya July Jan Sembiran kini harus meringkuk dibui Polda Metro Jaya. 

Sebelum Nunung, para pelawak senior yang juga tergabung di Srimulat juga keseret kasus narkoba. 

BERITA TERKAIT :
Sarah Azhari Minta Ibra Harusnya Direhabilitasi Bukan Dibui 
Baru Bebas Dibui Lagi, Ammar Zoni Digerebek Saat Sedot Ganja Di Apartemen Serpong

Sebut saja Kabul alias Tessy ditangkap sedang melakukan pesta narkoba di kawasan Bekasi, Kamis (23/10/2014) bersama tiga orang temannya.

Tessy dituduh memiliki sabu 1,6 gram. Begitu juga dengan Doyok. Artis berbadan langsing ini bernama lengkap Sudarmaji ini ditangkap karena mengonsumsi sabu. 

Lalu, Bharata Nugraha alias Polo. Polo ditangkap pada tahun 2000 akibat memakai narkoba dan diciduk saat memakai narkoba di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat. Polo kemudian divonis penjara selama tujuh bulan.

Hidup di balik jeruji besi rupanya tak membuat Polo jera dan berubah. Empat tahun kemudian dia kembali ditangkap polisi. Lagi-lagi akibat kasus narkoba. Komedian bernama asli Bharata Nugraha ditangkap kembali digerebek Polsek Kramat Jati pada 2 Juni 2004.

Polo lalu divonis 1,5 tahun akibat kasus keduanya itu. Namun, pada Mei 2005 dia sudah bebas dan mulai kembali menapaki kariernya yang terpuruk.

Sementara Gogon juga pernah merasakan getirnya jeruji besi. Pria dengan rambut unik ini ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Neglasari, Tangerang pada 2007.

Polisi mendapati barang bukti narkoba. Atas kasusnya ini Gogon harus mendekam di penjara selama empat tahun.

Setelah bebas, Gogon kembali ke grup yang membesarkannya. Tapi, pria bernama asli Margono ini punya tekad baru untuk meninggalkan narkoba.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, mengatakan Nunung ditangkap berawal dari adanya laporan masyarakat terkait transaksi narkoba di kediaman Nunung Srimulat di kawasan Tebet Jakarta Selatan.

"Awalnya tim mendapatkan informasi dari masyarakat ada penyalahgunaan dan transaksi narkoba," ujar Argo dalam keterangan tertulisnya, Jumat 19 Juli 2019.

Kepolisian Daerah Metro Jaya merilis foto pelawak Nunung Srimulat saat penangkapan dalam kasus narkoba, pada Jumat siang, 19 Juli 2019. Berdasarkan hasil tes urin Nunung Srimulat dan July positif mengkonsumsi narkoba. Polda Metro Jaya

Kemudian kata Argo, setelah bergerak tim menangkap Hadi Moheriyanto yang diduga sebagai kurir sabu kepada Nunung, dia ditangkap di Tebet Jakarta Selatan.

Kata Argo, Hadi saat itu baru saja menyerahkan sabu dari seorang bandar berinisial E yang dipesan oleh Nunung.

Argo melanjutkan setelah itu, tim bergerak ke rumah Nunung yang masih berada di kawasan Tebet. Dari hasil pemeriksaan polisi menemukan sabu seberat 0,36 gram di kediaman Nunung."Disita satu klip sabu 0.36 gram," ujarnya.

Setelah itu, Nunung bersama suaminya beserta kurir tersebut kemudian ditangkap. Dari hasil tes urin diketahui mereka positif mengkonsumsi narkoba. "Tes urine positif narkoba," ujar Argo.

Tercorengnya Srimulat 

Banyaknya anggota Srimulat terjerat narkoba memang bikin prihatin. Kelompok lawak Indonesia yang didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo di Solo pada tahun 1950 ini bisa dikatakan pencetak para artis komedi.

Nama Srimulat sendiri diambil dari nama istri Teguh pada saat itu. Dalam perkembangannya, kelompok Srimulat kemudian mendirikan cabang-cabang seperti di Surabaya, Semarang, Surakarta, dan Jakarta.

Srimulat termasuk grup lawak yang cukup lama bertahan meski di tengah perjalanan karier terjadi banyak menghadapi persoalan dan bongkar pasang pemain. Hal inilah yang membuat mereka semakin matang. 

Jika sebelumnya hanya berpentas di gedung-gedung pertunjukan, setelah munculnya televisi swasta pada akhir 1980-an, masing-masing anggotanya mendadak menjadi selebriti. Grup ini dapat dikatakan merupakan satu-satunya grup lawak Indonesia yang memiliki anggota paling banyak.

Grup ini pertama-tama didirikan oleh Raden Ayu Srimulat dan Teguh Slamet Rahardjo dengan nama Gema Malam Srimulat. Pada awalnya Gema Malam Srimulat adalah kelompok seni keliling yang melakukan pertunjukan dari satu kota ke kota lain dari Jawa Timur sampai Jawa Tengah. 

Rombongan seni suara dan tari ini memulai lawakan pertama mereka pada 30 Agustus 1951 dengan menampilkan tokoh-tokoh dagelan Mataram seperti Wadino (Bandempo), Ranudikromo, Sarpin, Djuki, dan Suparni.

Perpaduan antara pertunjukan musik dan lawak kemudian menjadi suatu formula khas bagi Gema Malam Srimulat. Kehadiran dagelan Mataram dengan gaya lawakannya menjadi resep ampuh untuk menarik penggemar. 

Lawak dan nyanyi menjadi kesatuan yang tidak bisa terpisahkan lagi. Dengan kekuatan itulah Gema Malam Srimulat kemudian berpentas dari satu pasar malam ke pasar malam lainnya, di pelbagai kota di Jawa.